Suara.com - Penderitaan warga Nepal belum berakhir. Pascadihantam gempa, kini warga dihadapkan dengan wabah penyakit berbahaya, seperti tipus influenza, malaria dan keracunan makanan. Demikian laporan evaluasi tim medis Cina, Minggu (3/5/2015).
Namun, hingga kini belum dijelaskan berapa banyak warga yang telah terkena wabah-wabah berbahaya tersebut.
"Kami memeriksa 51 zat pada air minum. Hasilnya, ditemukan wabah penyakit berbahaya di Nepal," kata Zhang Rong, Wakil Ketua Tim Medis Cina, seperti dikutip dari Antara.
Guna menangani persoalan itu, tim medis telah membuat dua kamp, yang terdiri dari 59 tenda dan 30 tempat pembuangan sampah.
"Kami sangat khawatir wabah tersebut menyebar," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Kemanusiaan PBB Valerie Amos kembali menyerukan bantuan masyarakat internasional terhadap Nepal. "Kebutuhan di Nepal sangat mendesak. Diperlukan makanan, tempat berteduh bagi korban gempa. Sebab, Nepal akan mengalami musim hujan sesaat lagi," katanya.
"Nepal memerlukan 415 juta dolar Amerika. Saat ini baru 50 juta dolar Amerika yang telah diterima Nepal. Kami memohon dana tambahan untuk menolong Nepal," lanjutnya.
Seperti diketahui gempa berkekuatan 7,9 skala Richter mengguncang Nepal pada pekan lalu. Gempa menewaskan ribuan warga Nepal dan meluluhlantahkan sejumlah kota di negara tersebut.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar