Suara.com - The Wahid Institute mencatat sepanjang tahun 2014 terdapat 158 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama di Indonesia. Bahkan setahun sebelumnya, ada 245 kasus.
Ini membuktikan Indonesia masih menjadi negara yang subur dengan praktik intoleransi antar umat beragama. Tokoh perdamaian dari Maluku Jacky Manuputty menilai keluarga di Indonesia masih 'miskin' pengetahuan tentang keberagaman Indonesia.
Ditemui suara.com di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (7/5/2015), pria 50 tahun itu bercerita banyak orangtua yang mempunyai perspektif sempit soal arti bersahabatan antar anak-anak yang berbeda agama. Mereka, kata Jacky, terlalu takut anak-anaknya 'terjerumus' dalam satu ajaran kelompok tertentu.
"Banyak orangtua semakin tambah umur, semakin takut. Padahal apa yang perlu ditakuti?" kata Jacky.
Dia membandingkan kedekatan orangtua dahulu dan saat ini. Kata dia, di era sekarang komunikasi antara anak dan orangtua dibatasi dengan kesibukan kerja.
"Jadi orang tidak mempunyai banyak waktu untuk mendidik anak dari imannya, dari nilai-nilai dasar. Ketakutan itu diproyeksikan ke anak-anak dalam bentuk larangan dan menanamkan hal tabu," jelas dia.
Menurut Jacky, jika sejak dini anak-anak tidak dikenalkan dengan keberagaman suku, agama, ras dan golongan di Indonesia, mereka akan tumbuh menjadi manusia yang cenderung intoleran. Maka itu dia mengimbau orangtua perlu sesekali mengajak anak-anaknya menyaksikan aktivitas kelompok dari suku atau juga agama lain.
"Kalau yang Kristen misalnya, ajaklah anak kita ke masjid kalau kita teman di masjid. Semisal saat Jumatan, ceritakan apa yang dilakukan muslim. Atau sebaliknya ajak jalan ke gereja melihat cara mereka berdoa," papar Jacky.
Jacky mengatakan sikap tolerasi yang ditanamkan di diri anak-anak akan tertanam sampai dewasa. Sehingga mereka tidak merasa berat untuk bergaul di dalam komunitas tertentu.
"Jadi bagaimana multi-kultur dan multi-etnis lintas agama ini bisa mejadi budaya yang menyenangkan," kata dia.
Jacky Manuputty merupakan penerima anugerah internasional bertajuk Tanembaum Peacemaker in Action Award tahun 2012. Penghargaan ini diberikan oleh lembaga Tanenbaum Center for Interreligious Understanding di New York, Amerika Serikat.
Jacky juga salah satu deklarator Penjanjian Maluku di Malino yang mengakhiri konflik di Maluku. Dia dan teman-temannya di Maluku membangun kelompok-kelompok damai lintas iman yang mencakup jurnalis, perempuan, tokoh agama dan mahasiswa. Salah satu program yang digagas Jacky dan berkasil melepaskan Ambon dari konflik adalah "live-in". Dalam program itu Jacky membawa tokoh-tokoh agama dan perempuan tinggal di rumah orang-orang yang berbeda iman, bahkan pernah bermusuhan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu