Suara.com - Kelompok seniman "Jodhokemil" menyuguhkan musik eksploratif paduan antara nada-nada pentatonis dan diatonis dalam pementasan kesenian secara berkala yang diselenggarakan Forum Kilometer Nol di Pendopo Duniatera Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (9/5/2015) malam.
Sejumlah nomor musik yang mereka bawakan pada pergelaran yang antara lain dihadiri Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang Edy Susanto, pemerhati seni budaya di Magelang Mbilung Sarawita, pengajar seni Universitas Tidar Magelang Tri Setyo "Gepeng" Nugroho, dan Koordinator Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) Umar Chusaeni itu, antara lain berjudul "Cancut Taliwanda", "Patang Ndino Patang Wengi", "Lali", "Mugo-Mugo", "Seni Iku", "Ayo Renea".
Di sela-sela suguhan berbagai irama musik yang ringan dengan syair-syair berpesan tentang nilai kehidupan manusia sehari-hari, spiritualitas, pluralisme, dan kemasyarakatan oleh kelompok yang dipimpin Arif Sigit Prasetyo dengan markas bernama Sanggar Wening Mertoyudan Kabupaten Magelang itu, juga digelar diskusi tentang apresiasi atas karya-karya musik mereka. Diskusi dipandu oleh seorang pegiat Forum Kilometer Nol Kabupaten Magelang Nanang Tri Utomo.
Kelompok yang berdiri pada 2014 tersebut, terdiri atas 10 personel yang meliputi pemusik dan tim dokumentasi. Sejumlah alat musik yang mereka mainkan hingga tengah malam di pendopo yang terletak sekitar 500 meter timur Candi Borobudur itu, antara lain gitar, gitar bas, terbang, truntung, seruling, saron, gambang, biola, kendang, jimbe, dan beduk.
Sebanyak 10 anggota "Jodhokemil" adalah Andritopo, Arif Sigit, Budiyono, David Setiawan, Dhona Shintaningrum, Piyu Kamprettu, Asrul Sani, Handoko Sudro, Rizky Junita, dan Begawan Prabu.
"Kami berbagi rasa melalui musik yang kami ciptakan bersama-sama ini. Kami tidak merumuskan apa genre musik kami, tetapi kami membangun musik eksploratif, prosesnya begitu saja menangkap hal-hal kecil-kecil yang kami jumpai dalam hidup sehari-hari. Ada proses pencarian, konsepnya tentang intonasi nada dalam pengucapan, mengekspresi dan mengucapkan hingga mencapai getaran yang kami rasakan dalam tubuh. Soal 'toning' ada unsur peredaran darah," katanya.
Berbagai hal menyangkut musik eksploratif yang dibangun dalam setiap karya, katanya, bagian dari apa saja yang tertera dalam keseharian hidup, termasuk melalui berbagai pengucapan suatu kata.
Ia mengemukakan musik eksploratif membawa kesadaran setiap orang bahwa intonasi dalam pengucapan kata menunjukkan asal daerah atau lingkungan tempat tinggal suatu masyarakat.
Ia juga mengemukakan tentang musik eksploratif berpangkal pada pembebasan nada-nada pengucapan manusia yang kemudian disamakan dalam suatu ritmis.
"Biarkan nada menemukan selarasnya, disatukan dalam ritmis sehingga terdengar kompak, menciptakan suatu harmoni," katanya.
Ia mengaku eksplorasi tentang musik sudah ada sejak zaman dahulu, sebagai upaya kreatif dan inspiratif untuk menemukan suatu harmoni.
Rangkaian pementasan yang diselenggarakan Forum Kilometer Nol Kabupaten Magelang itu, juga ditandai dengan pentas pantomim berjudul "Tertinggal Piknik" oleh Kharismawan Hakim, siswa kelas IV SD Terpadu Ma'arif Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.
Selain itu, kelompok musik Nuansa Pelangi Yogyakarta pimpinan Gregorius Argo dengan personel Mario Tama, Boyon, Savin, dan Endho menyuguhkan irama instrumental dengan sejumlah nomor musik, antara lain berjudul "Kontrapung", "Rindu", dan "Kesenanganku". (Antara)
Berita Terkait
-
Refly Harun Pasang Badan Selamatkan Roy Suryo Cs: Kasus Ijazah Jokowi Tak Layak Diproses!
-
Nafsu Makan Kembali Menggila, Fahmi Bo Kini Punya Satu 'PR Besar' Usai Operasi
-
Indra Sjafri Coret 10 Pemain Timnas Indonesia U-22, Kenapa?
-
PSSI Segera Evaluasi Nova Arianto, Anggota Exco: Jangan Diartikan Macam-macam!
-
Klarifikasi Sarwendah Soal Bayi Tabung Bikin Heboh, Ternyata Ini Keunggulan IVF
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
Terkini
-
KemenPPPA: Perilaku Gus Elham Bisa Masuk Kategori Pidana Kekerasan Terhadap Anak
-
Kepala BGN: Program MBG Penyumbang Terbesar Keracunan Pangan Nasional
-
Rasa dan Kualitas Makanan Jadi Keluhan Utama Anak soal Program Makan Bergizi Gratis
-
Jejak Kudeta Gagal Yoon Suk Yeol Terungkap, Kepala Inteljen Korea Selatan Ditangkap!
-
Adik JK Minta Pemeriksaan Kasus Korupsi Rp1,35 Triliun PLTU Kalbar Ditunda, Kenapa?
-
Anak-anak Nilai Program Makan Bergizi Gratis Bikin Hemat Uang Jajan
-
PSI Kritik Pemprov DKI Hanya Ringankan Pajak BPHTB: Harusnya Sekalian Gratis...
-
Refly Harun Pasang Badan Selamatkan Roy Suryo Cs: Kasus Ijazah Jokowi Tak Layak Diproses!
-
Komisi I DPR Usul Indonesia Tiru Kebijakan China, Influencer Harus Punya Sertifikat Profesi
-
PBNU dan Wamenag Bersuara Keras: Perilaku Gus Elham Nodai Dakwah, Tak Pantas Ditiru!