Suara.com - Gempa bumi berkekuatan 7,3 skala richter yang mengguncang Nepal, hari Selasa (12/5/2015), 17 hari pasca gempa 7,8 skala richter, merupakan bagian dari reaksi berantai di titik seismik, demikian kata ilmuwan.
Ibarat kancing baju yang terbuka satu persatu, gempa besar memindahkan tekanan ke bagian patahan lainnya, menciptakan gempa besar lainnya.
"Gempa-gempa bumi besar seringkali diikuti dengan gempa-gempa lainnya, terkadang dengan kekuatan sebesar gempa yang pertama," kata pakar vulkanologi University of Portsmouth, Inggris, Carmen Solana.
"Ini karena pergerakan yang ditimbulkan gempa pertama menambah tekanan ekstra pada patahan lain dan menyebabkannya tidak stabil," katanya kepada Science Media Centre.
"Ini adalah reaksi berantai," lanjutnya lagi.
Sementara itu, profesor tektonik di Open University Inggris Nigel Harris mengatakan bahwa pasca gempa pertama yang terjadi 25 April lalu, gempa susulan bergerak kurang lebih ke arah tenggara.
Titik gempa tanggal 25 April dan 12 Mei berada di tempat dangkal. Dengan demikian, goncangan tanahnya lebih kencang daripada jika pusat gempat berada di kedalaman. (CNA)
Tag
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui