Suara.com - Sebanyak 45 WNA asal Myanmar eks ABK PT. Pusaka Benjina Resources diperiksa oleh tim penyidik kepolisian di Polres Maluku Tenggara terkait kasus dugaan perdagangan manusia. Pemeriksaan dilakukan, Minggu (17/5/2015).
Ke-45 WNA itu dibawa dari PPN Tual, tempat penampungan sementara mereka setelah dievakuasi dari Benjina, Kepulauan Aru, dan ditempatkan di Aula Kepolisian Resort Maluku Tenggara untuk dimintai keterangan oleh penyidik.
Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tual, Asep Supriadi mengatakan pemeriksaan terkait kasus perdagangan manusia di Benjina.
"45 WNA asal Myanmar itu belum dideportasi karena polisi masih membutuhkan keterangan mereka terkait kasus di Benjina," katanya saat dihubungi Minggu malam.
Sedikitnya 358 WNA asal Myanmar yang bekerja di Benjina dievakuasi ke Tual oleh Tim Satgas gabungan dari PSDKP Tual dan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta TNI AL. Sebab ada dugaan praktik perbudakan terhadap mereka oleh perusahaan tempatnya bekerja.
Sejauh ini Imigrasi Kelas II Tual sudah memulangkan ratusan eks ABK asal Myanmar dan Kamboja. Saat ini tersisa 45 eks ABK asal Myanmar dan delapan eks ABK asal Laos.
Menurut Asep Supriadi, 8 eks ABK asal Laos sudah ditempatkan di Kantor Imigrasi Kelas II Tual untuk diurus pemulangannya ke negara asal.
"Kami sedang menantikan dokumen perjalanan dikeluarkan oleh pihak kedutaan besar negara mereka (Laos). Mungkin dalam waktu dua minggu mereka sudah bisa dideportasi," katanya.
Kasus dugaan perdagangan manusia di Benjina diungkap tim penyidik dari Bareskrim Polri. Sejauh ini sudah 7 orang ditetapkan sebagai tersangka, lima di antaranya warga negara Thailand.
Dugaan praktik perbudakan dan perdagangan manusia dengan korban warga negara Myanmar, Kamboja dan Laos di Benjina pertama kali diberitakan Associated Press, yang menurunkan laporan bertajuk "Was Your Seafood Caught By Slaves?" Laporan berupa rekaman video itu memperlihatkan adanya penjara-penjara dan kuburan yang diduga berisi jenasah ABK asing di Benjina.
Ratusan ABK Myanmar, Kamboja dan Laos yang dievakuasi ke Tual mengaku minta dipulangkan ke negara asal mereka. Sebab mereka tidak tahan disiksa dan dipaksa kerja keras tanpa upah setimpal maupun pelayanan kesehatan yang memadai ketika sakit. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
Terkini
-
Kencang Penolakan PAW Anggota DPRD Waropen, Politisi Muda Papua: Ini Cederai Demokrasi
-
Ibu Nadiem Doakan Anaknya Sembuh Agar Bisa Buktikan Tak Bersalah dalam Sidang Kasus Chromebook
-
Kemenag Siapkan 6.919 Masjid Ramah Pemudik untuk Libur Nataru
-
Jaksa Ungkap Nadiem Makarim Dapat Rp809 Miliar dari Pengadaan Chromebook
-
Dukung Pembentukan Satgas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Sumatera, Begini Kata Komisi V
-
UGM Jawab Sentilan Luhut Soal Penelitian: Kalau Riset Sudah Ribuan
-
Masih Dirawat di RS, Sidang Perdana Nadiem Makarim Ditunda: Hakim Jadwalkan Ulang 23 Desember
-
Majelis Adat Budaya Tionghoa Buka Suara soal Penyerangan 15 WNA China di Kawasan Tambang Emas
-
Aroma Hangus Masih Tercium, Pedagang Tetap Jualan di Puing Kios Pasar Induk Kramat Jati
-
Hadir Tergesa-gesa, Gus Yaqut Penuhi Panggilan KPK untuk Kasus Haji