News / Metropolitan
Selasa, 16 Desember 2025 | 12:23 WIB
Pedagang buah di Pasar Induk Kramat Jati. (Suara.com/Adiyoga)
Baca 10 detik
  • Kebakaran melanda Los C2 Sub Grosir Buah Pasar Induk Kramat Jati pada Senin (15/12/2025), menyisakan aroma hangus keesokan harinya.
  • Pedagang bernama Supri tetap berdagang menggunakan stok baru, sebab seluruh stok lama puluhan ton miliknya habis dilalap api.
  • Pedagang terdampak kebakaran direncanakan akan direlokasi oleh Pemprov DKI Jakarta ke kios sementara dalam waktu lima hari ke depan.

Suara.com - Aroma hangus sisa kebakaran masih tercium saat memasuki area Los C2 Sub Grosir Buah Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur pada Selasa (16/12/2025).

Aktivitas perdagangan di lokasi tersebut tampak belum pulih sepenuhnya pasca amuk si jago merah yang melanda pada Senin (15/12/2025) lalu.

Di tengah pemandangan pedagang lain yang sibuk membersihkan sisa kebakaran, seorang pedagang bernama Supri justru terlihat berbeda karena memilih tetap menggelar dagangannya.

Lelaki yang sehari-hari berjualan buah pepaya ini tampak tegar menata dagangan di antara puing-puing sisa kiosnya yang telah hangus.

Supri menuturkan bahwa buah-buahan yang ia pajang saat ini merupakan stok baru yang didatangkan setelah kebakaran karena stok lama tak terselamatkan.

"Kalau ini barang-barang baru semua sih. Yang barang udah lama udah hancur begini, udah nggak bisa dijual lagi. Ya kami buang aja udah, nggak ada yang bisa diselamatin," ujar Supri saat ditemui di lokasi, Selasa (16/12/2025).

Kerugian yang diderita Supri tidak main-main, mengingat stok buah yang baru saja ia bongkar sebelum kejadian ludes tak bersisa dilalap api.

"Kita kemarin habis bongkar empat mobil. Satu mobil aja bisa nyampe 8 ton," ungkapnya.

Buah-buahan hangus di Pasar Induk Kramat Jati. (Suara.com/Adiyoga)

Saat dikonfirmasi apakah seluruh stok puluhan ton tersebut hangus, Supri membenarkan hal memilukan itu.

Baca Juga: Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Hanguskan 350 Kios, Kerugian Capai Rp10 Miliar

"Iya," jawabnya singkat.

Meski merugi besar, ia tetap berusaha profesional melayani pembeli yang datang ke lapak daruratnya tersebut.

"Dilayanin pasti," tegas Supri.

Mengenai nasib keberlangsungan usaha di lapaknya ke depan, Supri mengaku pasrah menunggu arahan dari pihak pengelola Pasar Jaya.

"Ya, gimana dari orang kantornya (Pasar Jaya) aja sih ya, karena kan kondisi lagi begini nih," katanya.

Untuk sementara waktu, ia memanfaatkan sisa ruang yang masih layak pakai untuk menjajakan buah-buahan demi menyambung hidup.

Load More