Suara.com - Kesalahan Presiden Joko Widodo ketika menyebut tempat kelahiran mantan Presiden Sukarno di acara peringatan Hari Lahir Pancasila di Alun-alun Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (1/6/2015), lalu, mendapat beragam reaksi.
Banyak yang membela pidato Jokowi, tak sedikit pula yang mengolok-oloknya karena hal itu diungkapkan oleh seorang Kepala Negara yang notabene berasal dari kader yang memperjuangkan ideologi Sukarno.
Ketika itu, Jokowi membaca naskah. Ia mengaku setiap kali berada di Blitar, kota kelahiran Proklamator, hatinya selalu bergetar. Padahal yang benar tempat kelahiran Bung Karno adalah di Surabaya.
Lantas, seperti apa isi lengkap pidato Jokowi di Alun-alun Kota Blitar yang dihadiri Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri, Menko PMK Puan Maharani, Ketua MPR Zulkifli Hasan dan mantan Wapres Boediono, serta sejumlah pejabat tinggi negara lainnya
Berikut ini adalah pidato lengkap Jokowi yang berhasil didapatkan Suara.com.
Assalamualaikum Wr, Wb, Salam Sejahtera bagi kita semua, Om Swastiastu, Namo Budhaya.
Menggali Pancasila, Bung Karno. Hati saya selalu bergetar. Getaran ini selalu muncul karena kota ini. Kita secara bersama-sama bisa menghayati semangat yang bersumber pada ide. Bersumber pada cita-cita, bersumber pada gagasan besar Bung Karno. Cita-cita, gagasan dan harapan Bung Karno yakni untuk mewujudkan Indonesia yang merdeka, Indonesia yang berdaulat, Indonesia yang berdikari, Indonesia yang berkepribadian.
Saya selalu teringat pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945, 70 tahun yang lalu di depan Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Beliau menyatakan, Pancasila itulah yang berkobar-kobar dalam dada saya sejak berpuluh-puluh tahun. Diterima atau tidak terserah saudara-saudara, tetapi saya sendiri mengerti seinsaf-insafnya bahwa tidak satupun dapat menjamak dengan sendiri dan menjadi realitet, sehingga tidak dengan perjuangan.
Pernyataan Bung Karno itu mengakui bahwa tidak ada satupun dasar negara dapat menjadi realitas tanpa perjuangan. Jika ingin merealisasikan Pancasila harus penuh dengan perjuangan. Dengan berdirinya negara Indonesia tidak berarti perjuangan sudah selesai, tapi justru baru akan mulai.
Saudara-saudara sebangsa dan se tanah air, perjuangan untuk mewujudkan cita-cita bukanlah jalan yang mudah. Perjuangan memang jalan yang mendaki. Medan perjuangan inilah yang tidak boleh berhenti. Ada tugas bersama, yakni membumikan Pancasila. Menjadikannya realitet dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam medan perjuangan itu, kita harus punya dua hal pokok. Pertama, Persatuan Indonesia. Republik ini sejatinya bukan sebuah negara yang dibangun untuk satu golongan atau beberapa kelompok saja. Republik ini memerlukan persatuan, memerlukan semangat gotong royong seluruh elemen bangsa.
Kedua keberanian untuk menjebol. Keberanian untuk membangun. Sampai disini saya mengutip kembali apa yang disampaikan Bung Karno. Pergerakan kita janganlah pergerakan kecil-kecilan. Pergerakan kita haruslah pada hakikatnya. Suatu gerakan yang ingin mengubah sama sekali sifatnya masyarakat. Suatu pergerakan yang ingin menjebol kesakitan-kesakitan masyarakat sampai seluruhnya, sampai akar-akarnya.
Saya memiliki keyakinan yang sama dengan Bung Karno. Bahwa jangan perubahan yang ingin kita wujudkan pastilah akan dihadapkan pada bertahannya mentalitas-mentalitas lama, mulai dari mentalitas kolonial, mentalitas budak sampai dengan mentalitas feodal.
Perjuangan kita sesungguhnya adalah menjebol mentalitas yang berada dalam keterjajahan, dalam ketertindasan, dalam ketidakadilan, dalam ketidakmerdekaan serta membangun mentalitas baru sebagai bangsa yang merdeka 100 persen.
Namun harus diingat, tujuan dari perjuangan bukanlah kemakmuran para pemimpinnya, tapi rakyat di perbatasan, di pulau-pulau terluar, para pembantu rumah tangga, pedagang kecil, buruh, petani hingga tukang cuci pakaian dan rakyat kecil lainnya merasakan kemerdekaan dan benar-benar berdaulat dalam arti yang sesungguhnya.
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Tok! Palu MK Berbunyi: Iuran Paksa Tapera Resmi Dibatalkan, Pemerintah-DPR Wajib Rombak Total UU
-
Siapa Abu Bakar Baasyir? Mantan Ulama Radikal Baru Saja Temui Jokowi di Kediaman Solo
-
Profil Amir Uskara: Sosok Penentu di Tengah Badai Muktamar PPP, Klaim Mardiono Menang Aklamasi
-
Kedok Bejat Terbongkar! Ini Kronologi Ustaz Masturo Rohili Cabuli Anak Angkat Sejak SMP
-
Bareskrim Gelar Perkara Pekan Ini! Jalan Lisa Mariana Menuju Status Tersangka Kian Dekat?
-
Detik-detik Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir, hingga Diberi Wejangan Tegas
-
'Pasal Jantung' Bermasalah Jadi Alasan UU Tapera Inkonstitusional, Begini Penjelasannya
-
Prabowo Kerahkan TNI-Polri Gebuk 1.000 Tambang Ilegal, Perintahkan Tutup Jalur Mafia Timah di Babel
-
DPRD Susun Raperda Kawasan Tanpa Rokok, Pramono Anung Kasih Pesan Penting Ini
-
Ibu-ibu di Sumut Lebam Dihajar Sekuriti Toba Pulp Lestari, PDIP Ancam Bentuk Pansus Agraria