Suara.com - Misteri pembunuh mahasiswa Universitas Indonesia Aksyena Ahad Dori belum terungkap. Jenazah mahasiswa jurusan biologi tersebut ditemukan tak bernyawa di Danau Universitas Indonesia, Depok, pada 28 Maret 2015.
Semula polisi menduga Akseyna meninggal karena bunuh diri. Tetapi, dari hasil olah TKP dan temuan barang bukti di TKP maupun di kamar kos, serta keterangan saksi, penyidik mulai curiga ada skenario pembunuhan.
"Kami berkesimpulan bahwa Aksyena meninggal bukan bunuh diri, namun korban pembunuhan. Sudah terang, ini tindak pidana. Kami masih mencari pelakunya," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal, Jumat (5/6/2015).
Iqbal mengatakan banyak keganjilan dari sekitar kematian Akseyna.
Danau dangkal
Jenazah ditemukan di Danau Kenanga UI. Danau tersebut dangkal sehingga mustahil Aksyena meninggal karena tenggelam.
Mustahil bunuh diri
Menurut keterangan polisi, bunuh diri dengan cara tenggelam proses memakan waktu yang lama. Apabila melihat tanda-tanda yang ditemukan penyidik, sulit dipercaya korban bunuh diri di danau.
Ada bekas luka
Berdasarkan hasil autopsi Rumah Sakit Polri Kramatjati, pada jenazah Akseyna ditemukan bekas luka lebam. DI antaranya di bibir, telinga, dan kepala. Tanda ini yang kemudian diyakini korban merupakan korban tindakan kekerasan.
Tas ransel berisi batu
Jenazah Akseyna saat ditemukan masih memakai pakai lengkap dan masih memakai tas punggung. Setelah diperiksa, ternyata tas tersebut berisi bongkahan batu. Hal ini menguatkan dugaan bahwa korban ditenggelamkan. Tapi belum diketahui, apakah dia meninggal saat ditenggelamkan atau meninggal di tempat lain baru di bawah ke danau, lalu ditenggelamkan.
Sepatu robek
Di sepatu korban ada robek di bagian kiri dan kanan. "Analisa kami, tubuh korban diseret ke dalam air pada malam hari dalam kondisi hujan," kata Iqbal.
Ada tulisan di kertas di kamar kos
Penyidik menemukan secarik kertas di kamar kos Akseyna di Kelurahan Kukusan, Beji, Depok. Kertas tersebut berisi tulisan tangan dengan kalimat "Will not return for please don't search for existence, my apologies for everything eternally." Menurut orang tua Akseyna, tulisan tangan itu bukan tulisan anaknya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO