Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyadari proses pembangunan jalur mass rapid transit dari Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia menimbulkan kemacatan arus lalu lintas setiap hari.
"Sama ini Jakarta sekarang anda melakukan kalau operasi, tambah susah gak orang? Dibius gak orang? Habis itu kita harapkan kami sembuh," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (9/5/2015).
Menurut pengamatan Suara.com, jalur-jalur yang sedang dibangun MRT sebagian besar mengalami penyempitan, seperti di Jalan Sudirman-Thamrin, dari dua jalur menjadi satu jalur sehingga setiap hari macet parah.
Mantan Bupati Belitung Timur sudah siap disalahkan atas kemacetan karena pembangunan sarana dan prasarana untuk transportasi publik.
"Kalau saya lakukan seperti ini pas pemilihan saya pas lagi puncak-puncaknya macet, jadi orang akan bilang sialan banget ini orang kok dia jadi gubernur tambah lama kok tambah macet," kata Ahok.
Ahok mengungkapkan data jumlah kendaraan di Ibu Kota Jakarta saat ini ada sekitar 17 juta unit. Dengan realitas itu, katanya, sangat sulit menciptakan Jakarta bebas macet.
"Kamu diem saja tambah macet kok. Populasi kendaraan udah 17 juta di Jakarta. Kamu mau bangun jalan berapapun ga akan selesai kecuali anda bangun transportasi massal berbasis rel. Bangun ini anda harus gali di bawah atau layang di atas. Kamu lakukan pasti macet karena jalan udah gitu sempit," Ahok menambahkan.
Lebih jauh Ahok mengatakan pembangunan MRT tak kunjung terealisasi karena tiap lima tahun ganti pemimpin dan ganti kebijakan.
"Justru saya pikir kenapa MRT (Mass Rapid Transit) 28 tahun gak dibangun-bangun? karena jabatan politis hanya lima tahun pembangunan ini makan waktu lebih dari lima tahun," kata Ahok.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Dukung Revitalisasi Kota Tua, Veronica Usul Ada Pendongeng hingga Musisi di Alun-Alun Fatahillah
-
KPK Belum Tahan Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi, Alasan Kesehatan Jadi Pertimbangan
-
Usai Koruptor Lukas Enembe Wafat, Tukang Cukur Langganannya Ikut 'Dibidik' KPK, Mengapa?
-
Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2231 Berakhir, Berikut Sikap Kedubes Iran di Indonesia
-
KPK Kejar Pihak Lain dalam Kasus Korupsi Lukas Enembe, Sopir dan Tukang Cukur Turut Diperiksa
-
KPK Tetapkan ASN Kementan sebagai Tersangka Kasus Korupsi Pengolahan Karet
-
Disentil Mahfud MD Gegara Ditantang Lapor Kasus Kereta Whoosh, KPK Mendadak Bilang Begini
-
Rumah Staf Digeledah Terkait Kasus CSR BI-OJK, Mobil Diduga Hadiah dari Heri Gunawan Disita KPK
-
DPR Ikut Awasi Pemilihan Bacalon Dekan UI: Harus Bebas dari Intervensi Politik
-
KPK Periksa Biro Travel Haji di Yogyakarta, Dalami Dugaan Korupsi Kuota Haji Kemenag