Suara.com - Kedua calon mempelai, Gibran Rakabuming dan Selvi Ananda, sama-sama dimandikan dengan menggunakan air yang berasal dari tujuh sumber yang sama dalam prosesi siraman, Rabu (10/6/2015) pagi. Siraman berlangsung bersamaan sekitar pukul 09.30 WIB di rumah masing-masing.
Sayangnya prosesi siraman di kediaman Presiden Joko Widodo berlangsung tertutup. Hanya 15 orang media yang diizinkan masuk. Kondisi serupa juga terjadi di kediaman Selvi.
Saat prosesi siraman berlangsung, seluruh bagian tenda pengantin ditutup oleh Paspampres. Padahal, saat prosesi pemasangan bleketepe maupin tuwuhan, wartawan masih diperbolehkan untuk mengambil gambar dari luar tenda.
Sesuai dengan adat Jawa, air siraman yang digunakan diambil dari tujuh sumber mata air. Untuk prosesi siraman Selvi-Gibran air siraman diambil dari sumur Masjid Agung Surakarta, Ndalem Mloyokusuman, Keraton Kasunanan Surakarta, Keraton Mangkunegaran, Masjid Mangkunegaran, air zam-zam serta air dari rumah Selvi.
Setelah dicampur dalam wadah bokor tanah liat, sebagian air dipindah ke bokor yang lebih kecil untuk dibawa ke rumah Gibran dan digunakan untuk prosesi siraman Gibran. Air tersebut dibawa oleh tiga orang utusan, yakni Heru Haryanto, Purboyono, dan Slamet Darsono.
"Tujuh atau pitu artinya pitulungan yabg bersumber dari Tuhan. Diharapkan kedua mempelai nantinya selalu mendapat pertolongan dari tuhan," ujar Pumiyatsih, pembawa acara dalam bahasa Jawa.
Usai pembacaan doa, prosesi siraman pun dimulai. Selvi pun dituntun ayah ibunya keluar dari rumah menuju tempat siraman yang berada di teras rumah. Setelah itu Selvi pun sungkem kepada kedua orang tua.
"Saat sungkeman tadi Selvi sempat menangis," ujar Roy Antoni, salah satu kerabat Selvi yang menyaksikan prosesi siraman.
Siraman pertama dilakukan oleh Ny. Suprobo Hadi Kusumo, Ny. Sarjono, Kadarusman, Ny. Heru Haryanto, Ny. Yani Sulistyo, Ny. Purboyono, Ny. Slamet Darsono, dan terakhir siraman dilakukan oleh ayah dan ibu Selvi, Didit Supriyadi dan Sri Partini.
Masing-masing orang menyiram Selvi dari ujung kepala hingga kaki. Dan usai menyiram, ayah Selvi pun menyerahkan buah tangan sebagai tanda ucapan terima kasih atas doa yang diberikan kepada anaknya.
Khusus ayah dan ibu Selvi, keduanya menyiramkan seluruh air yang tersisa di kendi air hingga habis. Setelah itu memecahkan kendi sebagai tanda wanita sudah siap menikah atau pecah pamor.
Prosesi siraman pun ditutup dengan ritual potong rikmo atau potong rambut Selvi oleh ayah dan ibunya untuk kemudian ditanam di pekarangan rumah. (Wijayanti Putri)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?