Suara.com - Stabilkan harga pangan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PD Pasar Jaya, hari ini, Kamis (2/7/2015), memulai operasi pasar di 73 pasar tradisional lima wilayah Jakarta.
"Kita ini rencananya di 73 pasar. Tapi tiap hari 10 pasar, besoknya ganti lagi 10 pasar lainnya. Sekarang kita mulai 10 pasar," ujar Direktur Utama PD Pasar Jaya, Djangga Lubis, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (2/7/2015).
Hari ini, pasar murah digelar di Pasar Palmerah, Koja Baru, Tomang Barat, Kebayoran Lama, Kalideres SS, Petojo Ilir, Pademangan Timur, Grogol, Pasar Minggu, Kramatjati. Operasi pasar diselenggarakan selama 15 hari, mulai dari hari ini sampai 16 Juli.
Operasi pasar bertujuan untuk menjamin harga pokok menjelang lebaran tidak melambung tinggi.
"Operasi ini bagaimana menekan harga agar tidak naik. Dengan kita guyur semua pasar ini jadi harga tidak naik. Diharapkan konsumen juga tidak belanja berlebihan. Belanja secukupnya. Tenang saja stok itu banyak," Djangga mengatakan.
Operasi pasar bekerjasama dengan Bulog DKI Jakarta, PD Dharma Jaya, Yayasan Artha Graha Peduli, Koperasi Tanikuno, Asosiasi Peternakan Indonesia, PT. Hebat Indonesia Mandiri, PT. Bank DKI, PT. Bank Rakyat Indonesia, dan PT. Bank Central Asia.
Ada yang baru dalam operasi pasar kali ini, pembeli diharuskan menggunakan e-money. Tujuannya supaya semua terdata dan tidak ada yang nakal dengan menaikkan harga.
Adapun produk dan harga dalam operasi pasar, sebagai berikut:
Beras medium dengan stok lima juta kilogram. Harga per kilogram harga Rp9.000, lebih murah dari harga pasaran Rp10.500 per kilogram.
Daging sapi impor dengan stok sebanyak satu juta kilogram. Harga operasi pasar Rp70 ribu per kilogram, sedangkan untuk harga pasaran Rp80 ribu per kilogram.
Daging sapi Bali stok 15 ribu kilogram. Harganya Rp90 ribu per kilogram, sedangkan harga pasaran Rp110 ribu per kilogram.
Ayam potong negeri disiapkan sebanyak lima ribu kilogram dengan harga Rp25 ribu per kilogram atau lebih murah dari pasar biasa yang mencapai Rp30 ribu per kilogram.
Telor ayam negeri disediakan sebanyak 50 ribu kilogram dengan harga Rp21 ribu per kilogram, sedangkan harga pasar Rp24 ribu per kilogram.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat