Suara.com - Warga perdesaan di Kabupaten Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, menyembelih sapi dengan cara patungan, agar harga daging yang hendak dikonsumsi untuk kebutuhan Lebaran itu bisa lebih murah.
Salah satunya, seperti yang dilakukan kelompok pengajian malam Jumatan di Dusun Daleman Daja, Desa Sokalelah, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Kamis.
"Kalau membeli sapi sendiri lalu disembelih, harganya jauh lebih murah dibandingkan membeli daging di pasaran," kata tokoh masyarakat di desa itu Mutimma, kepada Antara, Kamis pagi.
Selain lebih murah, kualitas daging sapi juga lebih terjamin, dan lebih segar dibanding daging sapi di pasaran.
"Kalau membeli daging di pasar kan kita hanya mendapatkan daging. Tapi kalau patungan seperti ini, kita bisa mendapatkan semuanya, baik daging maupun tulang sapi. Kan lumayan meski tulang kan bisa buat kaldu," terang Mutimma seperti dikutip Antara.
Sapi yang dipotong warga kelompok pengajian Jumatan di Dusun Daleman Daja, Desa Sokalelah, Kecamatan Kadur ini dibeli jauh hari sebelum Lebaran dan dipelihari oleh anggota kelompok yang patungan itu, dengan kompensasi daging.
Mutimma menuturkan, berdasarkan pengalaman Lebaran tahun-tahun sebelumnya, harga daging sapi dengan cara patungan itu, jauh lebih murah dari pasaran, antara Rp10 hingga Rp20 ribu per kilogram.
"Kalau harga daging di pasaran itu Rp80 ribu, kita bisa Rp60 ribu per kilogramnya. Itupun masih mendapatkan tambahan, seperti usus dan tulang. Kalau di pasar kan hanya daging saja," tuturnya.
Selain karena harga, dan daging yang segar, yang juga menjadi pertimbangan warga melakukan patungan, karena uang mereka peroleh adalah hasil simpanan selama setahun.
"Jadi setiap malam Jumat kami menyimpan, antara Rp5 ribu hingga Rp10 ribu, khusus untuk kebutuhan Lebaran dan salah satunya untuk patungan membeli sapi kebutuhan Lebaran ini," katanya.
Kepala Dinas Peternakan Pemkab Pamekasan Bambang Prayogi menyatakan, tradisi menyembelih sapi di kalangan masyarakat perdesaan di Kabupaten Pamekasan memang merupakan tradisi yang telah berlangsung lama secara turun temurun.
Oleh karenanya, setiap tahun Dinas Peternakan selalu mempersiapkan tim khusus untuk meninjau kesehatan sapi ternak yang hendak disembelih.
"Masing-masing kecamatan kami siapkan sebanyak empat hingga lima orang mantri hewan," katanya.
Selain bertugas memeriksa kesehatan sapi, mantri dan penyuluh kehewanan yang ada di masing-masing kecamatan itu, juga ditugaskan untuk menyampaikan sosialisasi agar masyarakat tidak menyembelih sapi betina yang masih produktif.
"Larangan untuk tidak menyembil sapi betina produktif ini, karena jika sapi betina disembelih, bisa menghambat produksi ternak. Jadi lebih sapi jantan, atau yang betina, tapi sudah tua, dan tidak produktif lagi," katanya menjelaskan.
Berita Terkait
-
Harga Cabai Rawit Merah Terus Melonjak, Tembus Rp 60.000 per Kg
-
Harga Cabai Makin Pedas Hari Ini, Rata-rata Alami Kenaikan
-
Viral! Turis India Ngamuk di McD Malaysia karena Dapat Burger Daging Sapi Bukannya Vegetarian
-
Harga Jengkol Meroket Tembus Rp100 Ribu, Resmi Saingi Harga Daging Sapi!
-
Berdikari Bakal Pasok Daging Sapi dan Kerbau untuk 80 Ribu Kopdes Merah Putih
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan