Suara.com - Sebuah survei melansir sebanyak puluhan ribu ibu muda di Inggris dipaksa berhenti bekerja oleh perusahaan tiap tahunnya. Pemecatan ini dikarenakan alasan gender.
Komisi Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia (EHRC) mencatat kebanyakan perempuan itu diperlakukan tidak manusiawi. Mereka dipaksa berhenti dengan alasan tidak jelas dan dibuat-buat.
"Penelitian ini menunjukkan tingkat mengkhawatirkan dari diskriminasi dan kerugian di tempat kerja. Bahwa perempuan masih menghadapi itu," Wakil Ketua EHRC, Caroline Waters seperti dilansir Reuters, Jumat (24/7/2015).
Sementara perusahaan di Inggris mengklaim janji untuk mempertahankan perempuan hamil untuk bekerja. Studi memperkirakan 54.000 ibu baru dipaksa keluar dari pekerjaan setiap tahun. Jumlah ini hampir dua kali lipat dari jumlah yang diidentifikasi dalam penelitian tahun 2005.
"Perusahaan mencegah perempuan untuk mengembangkan potensi mereka," kata Belinda Phipps, Ketua Fawcett Society, sebuah kelompok hak asasi perempuan.
Berdasarkan survei itu, seperlima perempuan mengalami pelecehan di tempat kerja saat hamil. Setelah kembali dari cuti hamil dan satu di 10 mengatakan mereka diperlakukan buruk oleh majikan mereka setelah memiliki anak.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron sebelumnya berjanji untuk membantu perempuan mendapatkan kembali pekerjaannya setelah memiliki anak. Namun faktanya perempuan di Inggris hanya mendapatkan 80 persen dari gaji seorang pria. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Bencana Sumatera Disebut Bukan Sekadar Alam, Tapi 'Bencana Pejabat' dan Beban Bagi Prabowo
-
Pengamat Ungkap Untung-Rugi Jika Bulog dan Bapanas Disatukan
-
Stabilkan Harga Jelang Nataru, Pemprov DKI Kirim 15 Ton Pangan ke Kepulauan Seribu
-
Penembakan Petani di Bengkulu: Polisi Preteli Pasal Pembunuhan dan Dugaan Suap Miras
-
ESDM Buka Peluang Alihkan Subsidi LPG ke DME, Defisit 8,6 Juta Ton Jadi Sorotan
-
Kengerian di Kalibata! Amukan Matel Hanguskan Puluhan Kios, Pedagang Ini Nyaris Terbakar
-
Soal Insiden SDN 01 Kalibaru, Sudinhub Sebut SPPG Lakukan Pelanggaran Fatal
-
Kebakaran Terra Drone: Pemilik Bangunan Bakal Diperiksa, Tersangka Bertambah?
-
Sebelum Insiden Penembakan 5 Petani Bengkulu, Warga Sering Diintimidasi Buntut Konflik Agraria
-
Kalibata Mencekam Semalaman, Ini Awal Mula Kerusuhan Tewaskan 2 Matel Gegara Motor Kredit