Suara.com - Kepala Kepolisian Resort Garut, Ajun Komisaris Besar Polsi Arif Rachman mengatakan, saat ditemukan pada 31 Oktober 2014 lalu, jenazah Hayriantira tidak dapat diidentifikasi karena sidik jari korban sudah rusak.
"Jenasah korban tidak dapat kita identifikasi, karena "finger print" korban sudah rusak," kata Arif di Hotel Cipaganti, Garut, Kamis (6/8/2015).
Arif mengatakan, pihaknya memakai perangkat identifikasi yang dinamakan automatic machine identification. Namun, upaya itu sia-sia karena rusaknya sidik jari korban lantaran terendam selama 24 jam dalam bak rendam air panas.
"Kita lakukan olah TKP dan finger print yang menggunakan alat yang disebut mobile automatic machine identification. Kami lalukan itu tapi tidak muncul karena datanya tidak masuk ke dalam database tersebut. Dan kondisi "finger print" dari korban dalam kondisi rusak, karena korban sudah terendam sekitar 24 jam di bak air panas dan kondisi membengkak," ujarnya.
Sejak saat itu, identitasnya tidak pernah terlacak. Jenazah perempuan yang akrab disapa Rian itu pun dimakamkan di Garut bersama mayat tanpa nama lainnya.
Belakangan, diketahui bahwa Rian ternyata korban pembunuhan. Polda Metro Jaya mengamankan AW, teman dekat korban, yang dijadikan tersangka pembunuh Rian. Arif berterimakasih kepada Polda Metro Jaya, karena berhasil mengamankan AW yang merupakan tersangka kasus pembunuhan Hayriantira.
"Nanti lebih lebih jelasnya akan disampaikan oleh Direktur kriminal umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti yang ditempat kami merupakan kasus temu mayat, dan pembunuhan," tambah Arif.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN