"Raja Thailand Bhumibol Adulyadej dirawat karena ada cairan di otak serta infeksi paru-paru." Demikian pernyataan langka dari pihak istana di tengah kekhawatiran masyarakat mengenai kesehatan raja yang paling lama memerintah di dunia itu.
Raja berusia 87 tahun itu, yang dianggap hampir seperti dewa oleh rakyat Thailand, dirawat di rumah sakit Siriraj, Bangkok, sejak Mei silam, namun keterangan mengenai keadaannya sangat jarang diperoleh.
Biro Rumah Tangga Istana dalam pernyataan, Senin (10/8/2015) menyatakan dokter di rumah sakit itu disebutkan terus berusaha "mengurangi jumlah cairan di otaknya".
Pernyataan itu jug amenyebut, selama dirawat di Siriraj, ia secara berkala mengalami demam dan peningkatan detak jantung, yang diduga karena infeksi paru-paru sebelumnya. Detak jantung raja kembali normal setelah mendapatkan perawatan.
Kekhawatiran mengenai masa depan Thailand di antara persaingan elit saat pemerintahan Bhumibol 'mendekati' akhir, dilihat sebagai unsur pendorong kemelut politik selama berdasawarsa di kerajaan itu.
Sejak 2006, negara gajah putih menyaksikan dua kali kudeta, penggantian tiga perdana menteri oleh pengadilan dan serangkain unjuk rasa jalanan yang seringkali berujung kekerasan.
Para jenderal yang setia pada kerajaan mengambil alih kekuasaan lewat sebuah kudeta pada Mei 2014 setelah unjuk rasa berminggu-minggu menentang pemerintahan sipil Yingluck Shinawatra, yang keluarga dan sekutunya selalu memenangi pemilu sejak 2001.
Keluarga Shinawatra dibenci oleh elit-elit kerajaan yang menuduh mereka melakukan korupsi dan menumbangkan posisi status quo politik kerajaan.
Para jenderal Thailand mengatakan mereka akan mengembalikan kekuasaan setelah konstitusi ditulis ulang dan korupsi dihapus.
Namun, pengkritik mengatakan militer menggunakan status yang dinyatakannya sendiri sebagai pembela kerajaan, sebagai dalih untuk meraih kekuasaan dan memastikan keluarga Shinawatra tidak akan pernah kembali ke panggung politik.
Kesehatan raja merupakan topik kontroversial. Monarki Thailand dilindungi oleh salah satu hukum penghinaan raja (lese majeste) paling keras di dunia, dan hukuman atas kasus ini meningkat tajam sejak militer mengambil alih kekuasaan.
Seorang pria dijatuhi hukuman penjara 30 tahun pada Jumat karena "menghina" monarki di Facebook, dan merupakan salah satu hukuman terberat atas penghinaan keluarga kerajaan. Pada hari yang sama, seorang perempuan menerima ganjaran 28 tahun penjara atas dakwaan tersebut.
Media sering melakukan swa-sensor saat melaporkan berita mengenai kerajaan karena takut tersangkut hukum tersebut, yang memberikan ancaman hukuman penjara hingga 15 tahun atas setiap kesalahan menghina raja, ratu, keturunan ataupun kerabatnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, putra mahkota Pangeran Maha Vajiralongkorn (63) menghabiskan banyak waktu untuk menjauh dari publik. Namun, ia kembali terlihat dalam beberapa kali acara resmi, bersamaan dengan semakin memburuknya kesehatan ayahnya.
Ia diperkirakan akan muncul di depan publik pada Minggu (16/8/2015), saat memimpin acara bersepeda nasional untuk menghormati ibunya --Ratu Sirikit-- yang diperkirakan akan dihadiri ribuan warga.(Antara/AFP)
Berita Terkait
-
Duka dari Bangkok: Ratu Sirikit, Ibunda Raja Thailand, Wafat di Usia 93 Tahun
-
Mulai Kunjungan Kerja di Thailand, Presiden Prabowo Beraudiensi dengan Raja Vajiralongkorn
-
Prabowo Bertolak ke Negeri Gajah Putih, Bakal Audiensi dengan Raja Thailand
-
Merangkak di Depan Raja, Ritual Unik Tentara Thailand yang Bikin Geger Media Sosial
-
Cek Fakta: Raja Thailand Larang Rakyatnya ke Indonesia karena Banyak Teroris
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Negosiasi Panas Krisis Iklim Kandas Gegara Kebakaran di Dapur COP30, Apa Penyebabnya?
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa
-
Tak Terima Jadi Tersangka, Kakak Hary Tanoe Kembali Ajukan Praperadilan Lawan KPK