Suara.com - Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan soal usul pembubaran lembaga ad hoc komisi, termasuk KPK mendapat dukungan para politisi.
Selain Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, yang juga politisi PKS, kini dukungan datang dari politisi PPP Arsul Sani.
Arsul mengklaim kalau apa yang disampaikan oleh Megawati juga menjadi perhatian akademisi dan masyarakat sipil soal peninjauan kembali beberapa komisi negara.
"Apa yang disampaikan Bu Mega sebenarnya menegaskan concern yang beberapa waktu lalu juga disampaikan oleh kalangan akademisi dan masyarakat sipil tentang perlunya meninjau kembali keberadaan beberapa komisi negara maupun komisi atau dewan-dewan yang terkait dengan bidang-bidang tertentu," kata dia dihubungi, Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Dia menilai banyaknya lembaga ad hoc justru dibiayai dan membebani APBN.
"Karenanya, Presiden Jokowi sebenarnya telah mulai meninjau kembali keberadaan komisi-komisi atau dewan ini, yang ditandai dengan pembubaran KHN (Komisi Hukum Nasional). Namun tampaknya langkah peninjauan seperti itu kok terkesan berhenti atau mandek," ujarnya.
Karenanya, PPP akan mengingatkan kembali Presiden Jokowi agar melanjutkan upaya melakukan streamlining atau perampingan institusi-institusi ad hoc yang ada. Termasuk, sambungnya, jika harus dibutuhkan amandemen atas UU untuk yang mengaturnya.
"Barangkali karena fokus pemerintah saat ini adalah mengatasi krisis ekonomi sehingga perampingan kelembagaan menjadi terlupakan," kata Arsul.
Seperti diberitakan, Megawati menyampaikan kritik keras soal keberadaan lembaga ad hoc, terutama KPK.
Megawati menyatakan, KPK dibentuk di masa pemerintahannya sebagai lembaga yang bersifat sementara.
"Komisi yang sifatnya ad hoc ini harus diselesaikan, harus dibubarkan," kata Mega.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Demo di Depan Kantor Kemendikbud: Gemas Bongkar 'Dosa' Soeharto, Fadli Zon Jadi Sasaran
-
Siapa Saja yang Bisa Lakukan Pemutihan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan? Ketahui Syaratnya
-
Sita Ambulans BPKH, KPK Curiga Korupsi Satori Bukan Cuma dari Dana CSR BI-OJK
-
Detik-Detik Siswa Pahoa Jatuh dari Lantai 8 Terekam CCTV: Polisi Temukan Petunjuk?
-
Puan Maharani Buka Suara soal Putusan MKD Terkait Anggota DPR Nonaktif: Hormati dan Tindak Lanjuti
-
Spanduk Raksasa Hiasi Gedung DPR, Massa Tuntut UU Ketenagakerjaan Pro Buruh
-
Jujur Kembalikan Ponsel Temuan, 6 Siswa SD Dapat Pin Khusus dari Kapolda Metro Jaya
-
Fakta Dandi Si Polisi Gadungan: Doyan Narkoba, 4 Kali Beraksi di Penjaringan, Korban Terakhir Ojol
-
RUU Perampasan Aset Belum Juga Dibahas, Begini Jawaban Puan Maharani
-
Ayah Prada Lucky Dilaporkan ke Denpom, Diduga Langgar Disiplin Militer Gegara Hal Ini