Suara.com - Seorang warga negara Cina disinyalir menjadi dalang di balik serangan bom di Kuil Erawan, Bangkok, Thailand. Menurut pengakuan seorang tersangka pengeboman yang kini meringkuk di tahanan polisi, si otak pengeboman kini sudah melarikan diri dari Thailand.
Sebagaimana dilansir Asia One, Yusufu Mieraili, salah satu tersangka yang ditangkap di Provinsi Sa Kaew, pekan lalu, berkoar bahwa ada seorang lelaki Cina yang terlibat dalam pengeboman. Menurut Mieraili, seperti dikutip seorang sumber terpercaya, si lelaki Cina adalah otak di balik serangan bom yang menewaskan 20 orang tersebut pada 17 Agustus 2015 lalu.
"Namanya Izan," kata Mieraili seperti dikutip sumber tersebut.
"Ia sudah meninggalkan Thailand lewat Bandara Suvarnabhumi tanggal 16 Agustus lalu," sambungnya.
Menurut pengakuan tersangka, enam orang terlibat dalam serangan bom Kuil Erawan dan bom di Sathorn Pier. Komplotan pelaku tersebut terdiri atas Izan, Mieraili, Adem Karadag, lelaki berkaos kuning dan lelaki berbaju biru yang terlihat dalam rekaman CCTV, serta seorang warga negara asing yang tidak diketahui identitasnya.
Masih menurut sumber itu, Izan menghubungi Mieraili dan anggota komplotan lainnya lewat aplikasi pesan WhatsApp. Kabarnya, para anggota komplotan tak saling kenal.
Oleh polisi, juga menurut informasi dari sumber yang sama, Mieraili dijerat dengan pasal pembuatan bom dan membeli materialnya melalui internet. Mieraili juga diminta memasukkan bom tersebut ke dalam sebuah tas ransel dan meletakkannya di sebuah bangku di tepian Kanal Phadung Krung Kasem, tanggal 17 Agustus silam.
"Mieraili belum pernah bertemu dengan lelaki berkaos kuning secara langsung," tambah sumber tersebut.
Meski sudah berhasil mengidentifikasi lelaki berkaos kuning, polisi masih belum mau mengungkap identitasnya. Lelaki berkaos kuning tersebut meninggalkan sebuah tas ransel di bangku komplek Kuil Erawan. Bom dalam tas tersebut meledak, menewaskan 20 orang dan melukai lebih dari 120 lainnya.
Sementara itu, para ledakan bom kedua, seorang lelaki berkaos biru terlihat menendang sebuah tas yang diyakini berisi bom ke dalam kanal di Sathorn Pier. Bom meledak keesokan harinya, namun tidak menimbulkan korban jiwa.
Sumber itu mengatakan, Mieraili berada di sekitar lokasi saat bom di Kuil Erawan meledak. Izan memintanya merekam insiden tersebut dan mengirimkannya via WhatsApp.
Namun, keterangan itu bertentangan dengan informasi yang disampaikan polisi. Polisi mengatakan, Mieraili tidak mengabadikan insiden tersebut karena takut menimbulkan kecurigaan.
Mieraili diserahkan kepada polisi, hari Senin (7/9/2015) setelah meringkuk di tahanan militer selama sepekan. (Asia One)
BERITA MENARIK LAINNYA:
Anjing Betina Susui Bayi Dua Tahun yang Terkunci di Bengkel
Tag
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Ketua DPD RI Dorong Investasi Transportasi dan Mobilitas Berkelanjutan di COP30 Brasil
-
Komisi III DPR Bakal Bentuk Panja Reformasi Polri hingga Pengadilan, Bakal Disahkan Pekan Depan
-
Terungkap! Ini Sosok Misterius Mirip Ayah yang Diduga Bawa Kabur Alvaro
-
Reaksi 'Santai' Jokowi Usai Tahu Roy Suryo Cs Tak Ditahan di Kasus Fitnah Ijazah Palsu
-
Dari Beras hingga Susu UHT, Pemprov DKI Klaim Salurkan 16 Juta Pangan Bersubsidi
-
Pascalongsor di Cibeunying Cilacap, Gubernur Ahmad Luthfi Imbau Tingkatkan Kewaspadaan
-
Tak Boleh Kurang, DPRD DKI Wanti-wanti Janji Pramono: Harus Ada 258 Sekolah Swasta Gratis 2026
-
Raja Abdullah II Anugerahkan Prabowo Tanda Kehormatan Bejeweled Grand Cordon Al-Nahda, Ini Maknanya
-
Bawaslu Ungkap Upaya Digitalisasi Pengawasan Pemilu di Tengah Keterbatasan Anggaran
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA