Ilustrasi pelecehan terhadap anak. [Shutterstock]
Sebagian warga di Jalan Pejuang IV, Kelurahan Kelapa Gading Timur, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengaku baru mengetahui kasus pencabulan yang menggemparkan dalam beberapa hari terakhir. Korbannya sekitar 26 anak, tersangkanya berinisial IW (46). IW sekarang diamankan di Polres Jakarta Utara.
"Saya tidak tahu, saya malah baru dengar, coba tanya ibu itu," kata salah seorang warga yang tidak mau menyebutkan namanya yang sedang membeli bakso di depan musala Al-Barkah, Kelapa Gading, Kamis (10/9/2015).
Warga lainnya mengaku sudah mendengarnya, tapi informasinya masih sepotong-sepotong.
"Saya dengar, cuma tidak terlalu tahu masalahnya. Saya juga tidak tahu siapa saja korbannya, kita juga takut salah bicara nanti. Semua informasinya ada sama Pak RT," kata warga lainnya.
Ketika ditanya apakah warga mengenal IW yang sehari-hari berada di sekitar musala, warga mengaku tidak tahu.
"Saya tidak tahu, tapi saya dengar sudah diurus di mapolres," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Komisi Perlindungan Anak Indonesia Erlinda menyebut kasus pencabulan anak di Jalan Pejuang IV merupakan yang terbesar di Ibu Kota Jakarta.
"Kalau menilai dari jumlahnya yang sampai 26 korban, kasus ini termasuk yang terbesar di Jakarta. Tapi, saya belum bisa sebut ini darurat paedofil. Kami akan pelajari hasil assessment," kata Erlinda, Rabu (9/9/2015). "Ini bisa dikatakan masuk zona merah, khususnya terkait potensi anak menjadi pelaku."
Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengecam keras kelakukan IW. Ia menyebut tindakan lelaki tersebut sebagai kejahatan kemanusiaan.
"Saya tidak tahu, saya malah baru dengar, coba tanya ibu itu," kata salah seorang warga yang tidak mau menyebutkan namanya yang sedang membeli bakso di depan musala Al-Barkah, Kelapa Gading, Kamis (10/9/2015).
Warga lainnya mengaku sudah mendengarnya, tapi informasinya masih sepotong-sepotong.
"Saya dengar, cuma tidak terlalu tahu masalahnya. Saya juga tidak tahu siapa saja korbannya, kita juga takut salah bicara nanti. Semua informasinya ada sama Pak RT," kata warga lainnya.
Ketika ditanya apakah warga mengenal IW yang sehari-hari berada di sekitar musala, warga mengaku tidak tahu.
"Saya tidak tahu, tapi saya dengar sudah diurus di mapolres," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Komisi Perlindungan Anak Indonesia Erlinda menyebut kasus pencabulan anak di Jalan Pejuang IV merupakan yang terbesar di Ibu Kota Jakarta.
"Kalau menilai dari jumlahnya yang sampai 26 korban, kasus ini termasuk yang terbesar di Jakarta. Tapi, saya belum bisa sebut ini darurat paedofil. Kami akan pelajari hasil assessment," kata Erlinda, Rabu (9/9/2015). "Ini bisa dikatakan masuk zona merah, khususnya terkait potensi anak menjadi pelaku."
Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengecam keras kelakukan IW. Ia menyebut tindakan lelaki tersebut sebagai kejahatan kemanusiaan.
"Saya kira saya tidak akan merespons pengakuan korban yang nyatakan dulu dia punya pengalaman pahit sewaktu kecil. Pernah mendapatkan perlakuan yang sama. Itu tidak kami respons. Ini kejahatan kemanusiaan," katanya kepada Suara.com.
Siapa lelaki berinisial IW itu? Kepada polisi, kata Arist, dia mengaku tukang ojek.
"Katanya, tempat tinggalnya berpindah-pindah. Rumah kosnya, katanya, tergusur. Akhirnya numpang di musala. Itu pengakuannya," kata Arist.
Siapa lelaki berinisial IW itu? Kepada polisi, kata Arist, dia mengaku tukang ojek.
"Katanya, tempat tinggalnya berpindah-pindah. Rumah kosnya, katanya, tergusur. Akhirnya numpang di musala. Itu pengakuannya," kata Arist.
Korban pencabulan berusia 11-17 tahun. Sebelum menjalankan aksi bejat, IW mengiming-imingi uang, kalau korban tidak mau dia mengancam.
Suara.com - Korban pelecehan seksual mayoritas masih sekolah di tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, di antaranya BS (12), MMD (17), RR (15), RN (14), MIS (15), NSH (11), NK (13), FRH (13).
Kasus ini terungkap setelah keluarga korban berinisial BS melapor ke kantor polisi pada 2 September 2015.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan