Suara.com - Wakil Ketua DPR dari Fraksi Gerindra Fadli Zon mengaku nombok saat melakukan perjalanan dinas ke Amerika Serikat. Agendanya sedianya 31 Agustus-2 September 2015 untuk menghadiri agenda sidang The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union di New York, Amerika Serikat, namun ternyata waktunya melebihi jadwal yang sudah direncanakan.
"Selama kita tunggu jadwal di Washington, kita pakai biaya sendiri. Saya nombok dari tanggal 3- 9 (September)," kata Fadli di DPR, Senin (14/9/2015).
Namun, Fadli mengaku tidak menyoalnya karena demi kepentingan bangsa, apalagi saat ini kondisi perekonomian Indonesia tengah lesu.
Fadli mengatakan agenda kunjungan ke Amerika menjadi salah satu cara menarik investor ke Indonesia.
Fadli mengakui sejumlah koleganya turut dalam perjalanan ke Amerika. Tapi, katanya, kolega memakai duit pribadi.
"Membawa istri dan anak, itu dibiayai sendiri. Tidak melalui APBN," ujar Fadli.
Fadli mengatakan semua anggaran untuk perjalanan dinas anggota DPR akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan agar tidak ada uang negara yang menyimpang.
Setelah perjalanannya ke Amerika dipermasalahkan, Fadli balik mempertanyakan bagaimana dengan perjalanan dinas Presiden atau menteri ke luar negeri?
"Biar fair, seharusnya awasi juga dong eksekutif. Presiden juga kan kadang bawa istrinya. Berapa biaya rombongan Presiden, tim advance-nya. Bandingkan dengan DPR," ujarnya.
Rombongan pimpinan DPR yang ke Amerika yaitu Ketua DPR Setya Novanto (Golkar), Fadli Zon, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen Nurhayati Ali Assegaf (Demokrat), Ketua Komisi III Aziz Syamsuddin (Golkar), Wakil Ketua Komisi I Tantowi Yahya (Golkar), Wakil Ketua Komisi V Michael Watimena (Demokrat), dan anggota BKSAP Julari Batubara (PDI Perjuangan).
Fadli dan rombongan pimpinan DPR pergi ke Amerika Serikat sejatinya untuk menghadiri sidang The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union di New York.
Di sela acara kenegaraan, pimpinan DPR bertemu Donald Trump di acara sumpah kesetiaan calon presiden dari Partai Republik pada Kamis (3/9/2015) waktu setempat.
Pertemuan tersebut dikecam banyak kalangan. Sejumlah anggota dewan pun melaporkannya ke Mahkamah Kehormatan Dewan karena pimpinan DPR dinilai melanggar etika dewan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta