Suara.com - Wakil Ketua Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF-PBNU), KH Sirril Wata, MA mengingatkan agar masyarakat tidak mengaitkan fenomena gerhana matahari dengan dunia mistis.
"Sudah waktunya meninggalkan dunia mistis karena sekarang tidak zamannya lagi. Gerhana matahari itu adalah ketetapan Allah SWT," ujarnya kepada Antara di Pangkalanbaru, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung, Senin.
Hal itu dikemukakannya menyikapi fenomena alam besar yaitu gerhana matahari total yang akan terjadi pada 9 Maret 2016 dengan titik fokus atau lintasan kawasan Pantai Penyak dan Terentang di Kabupaten Bangka Tengah.
"Sikap umat Islam terhadap fenomena alam ini adalah melaksanakan shalat sunat, bukan berarti shalat menyembah gerhana tetapi bentuk sujud penghambaan terhadap Allah SWT atas ketetapan langka yang ditunjukkanNya," ujarnya.
Ia mengatakan, manusia harus benar-benar rasional melihat dan menyikapi gerhana matahari karena fenomena alam itu masuk akal secara ilmiah dan secara keyakinan merupakan ketetapan Allah SWT.
"Jadi jangan berlebihan menyikapinya. Misalnya ibu hamil harus bersembunyi di bawah kolong saat terjadi gerhana matahari atau tidak dibenarkan keluar rumah karena takut terjadi sesuatu," ujarnya.
Ia menunjuk contoh pada 1983 pernah terjadi gerhana matahari di Indonesia dan saat itu warga diminta tidak keluar rumah dan dilarang melihat langsung fenomena alam itu.
"Sehingga kondisi itu menjadi bahan cemooh bagi pengunjung dari luar negeri yang sudah menghabiskan banyak biaya hanya untuk menyaksikan gerhana matahari," ujarnya.
Ia berharap kejadian pada 1983 dengan melarang warga keluar rumah tidak terjadi lagi karena zaman sudah berubah dan sudah canggih.
"Memang ada sedikit risiko melihat pergeseran gelap kepada terang saat terjadi gerhana matahari total, namun mata manusia memiliki kepekaan dan apalagi sekarang sudah banyak alat pelindung mata yang bisa digunakan untuk melihat gerhana matahari itu," ujarnya.
Ia menjelaskan, secara ilmu falak atau astronomi bahwa gerhana matahari itu terjadi pada saat bulan berada di antara matahari dan bumi.
"Sepenuhnya bulatan matahari itu tertutup oleh bulan sehingga terjadi gerhana matahari total, namun gerhana matahari total tidak terjadi di seluruh Indonesia tetapi sesuai dengan garis lintasan atau zona dan berdasarkan ilmu falak itu terjadi di Pulau Bangka dan Belitung," ujarnya.
Kalau di daerah lain, kata dia, tidak terjadi gerhana matahari total tetapi hanya parsial saja sehingga para ilmuan memanfaatkan peristiwa ini untuk melakukan penelitian.
"Saya sudah mendengar bahwa para ilmuan dari negara lain sudah mulai bersiap-siap datang ke Pulau Bangka untuk melihat peristiwa langka tersebut," ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Viral Gerhana Matahari Total 2 Agustus 2025 Bikin Bumi Gelap, BMKG Tegaskan Hoaks! Ini Faktanya
-
CEK FAKTA: Benarkah Akan Ada Gerhana Matahari Total 2 Agustus 2025 yang Bikin Bumi Gelap 6 Menit?
-
BMKG: Gerhana Matahari 2025 Hoax! Ini Jadwal Gerhana yang Benar dan Bisa Dilihat di Indonesia
-
Jangan Panik! BMKG Pastikan Tidak Ada Gerhana Matahari Total pada 2 Agustus 2025, Tapi Tahun...
-
Fakta Gerhana Matahari Total 2 Agustus 2025, Ini Fenomena Langit yang Sebenarnya Terjadi
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional