Suara.com - Negara Jepang harus tertunduk lesu setelah ditolak oleh pemerintah Indonesia dalam megaproyek pembangunan rute kereta api cepat Jakarta-Bandung. Namun, belakangan proyek besar tersebut didiuga akan dilanjutkan oleh China untuk menggantikan Jepang.
Masuknya China, dinilai oleh pengamat politik dari Populi Center, Nico Harjanto, bahwa hal tersebut sangat sarat dengaa unsur politis dibalik kesepakatannya tersebut.
"Keputusan mega proyek ini politis, ada sesuatu. Seharunya ini kan melibatkan stakholder-stakeholder yang lainnya," kara Nico di Gado-Gado Boplo Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (3/10/2015).
Sebelum kesepakatan, pihak pemerintah Indonesia memang menggelar lelang pengadaan megaproyek kereta cepat ini yang akhirnya diikuti dua negara yaitu Jepang dan China. Kemudian, kedua negara tersebut menyodorkan prosal penawaran kepada pemerintah.
Nico menilai, awal proses lelang, pemerintah juga tidak melibatkan pihak di internal BUMN untuk megaproyek tersebut yang secara tiba-tiba sudah menetapkan China sebagai mitra megaproyek kereta cepat.
"Jangankan di luar, di dalam seharusnya perlu juga dilibatkan. Apakah motifnya bisnis atau ada motif besar,"kata Nico.
Lebih jauh, kata dia, ada kecurigaan megaproyek ini tidak hanya menangani soal kereta cepat, tetapi juga berujung pada pembangunan proyek lain di setiap stasiun pemberhentian kereta.
"Proyek ini kan gak akan berdiri sendiri tapi ini akan diikuti proyek lain seperti properti, industri, dan hal lainnya," tutup Nico.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?