Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan membuat skenario meliburkan siswa yang siswanya terdampak akibat kabut asap di sejumlah daerah. Skenario itu rencananya akan dibagi menjadi 3 bagian.
"Prinsip utamanya adalah perlakuan adil terhadap siswa dan guru di daerah terdampak asap agar tidak tertinggal dibandingkan daerah lain," ujar Anies usai jumpa pers peringatan HUT SEAMEO ke 50, di Kemendikbud, Jakarta, Kamis (8/10/2015).
Anies menuturkan, skenario pertama diberikan yakni meliburkan sekolah dengan masa waktu 1 hingga 14 hari sampai etuntasan belajar tercapai.
"Yang Pertama, akan menggunakan masa liburan di bulan Desember untuk mengganti jam belajar yang hilang. Lalu untuk Ujian Akhir Semester (UAS) ganjil dilakukan di bulan Januari dan UAS genap, Ujian Akhir Nasional (UAN) tetap sesuai jadwalnya," jelasnya.
Lanjut Anies, pada skenario kedua, pemerintah akan meliburkan sekolah dari 15 hingga 28 harii.
"Masa libur Desember untuk menggantikan jam belajar. Selain itu, UAS semester ganjil akan dilakukan bulan Februari dan jadwal UAS genap dan UAN akan mundur dua sampai tiga minggu," katanya.
Pada tahap Skenario ketiga, sekolah meliburkan siswanya lebih dari 29 hari.
"Untuk libur darurat asap yang lebih dari 29 hari, kalender akademik akan mundur hingga ketuntasan belajar tercapai. Juga Penyesuaian jadwal UAN dan penyeleksian mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta," otuturnya.
Selain itu, Anies mengatakan, penyusunan skenario dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah jam belajar efektif yang hilang, saat masa darurat asap sudah selesai.
Anies menegaskan, komunikasi dan koordinasi dilakukan secara regular bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP).
“Penyesuaiannya tergantung nanti penyelesaiannya. Kita kan belum tahu. Tergantung hilangnya asap berapa hari,” ucap Anies.
Anies menambahkan, dalam penanganan bencana asap kepada sekolah yang terkena dampaknya. Pemerintah menambahkan jam penanyangan televisi edukasi dan memberikan program pelayanan tentang tontonan pendidikan layak anak melalui media belajar berjaringan dengan bekerjasama dengan televisi lokal dan TVRI.
"Hal ini dilakukan untuk menyiarkan program pendidikan atau program ramah anak, dalam upaya mengurangi asap terhadap anak," tandasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok
-
Prabowo Akui Keracunan MBG Masalah Besar, Minta Tak Dipolitisasi
-
Di Panggung Muktamar, Mardiono Minta Maaf dan Akui Gagal Bawa PPP Lolos ke Parlemen
-
Anggota TNI Ngamuk di Gowa, Kapuspen TNI: Kami akan Perkuat Pengawasan!
-
Revisi RUU BUMN Bergulir di DPR, PKB Ingatkan Jangan Hilangkan Prinsip Pasal 33 UUD 1945
-
Silsilah Keluarga Prabowo Subianto: Kakek Nenek Dimakamkan di Belanda
-
Pulang dari PBB, Prabowo Bawa Kabar Baik, Optimistis Solusi Gaza Segera Terwujud
-
Profil Nanik S Deyang: Petinggi BGN Nangis Bongkar Borok Politisi Minta Proyek MBG
-
Pendidikan Nanik S Deyang: Mantan Jurnalis yang Kini Jadi Petinggi Program MBG