Konferensi pers PGI dan sejumlah tokoh agama di Jakarta terkait bentrokan Aceh Singkil. [suara.com/Nikolaus Tolen]
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyayangkan insiden bentrokan di Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, Selasa (13/10/2015). Peristiwa ini menewaskan seorang warga dan melukai sejumlah orang.
"Kami sangat prihatin karena kejadian tersebut terjadi di luar kesepakatan yang sudah terjadi antara pemerintah, tokoh masyarakat, ulama, dan juga ormas Islam," kata Kepala Hubungan Masyarakat PGI, Jerry Sumampow, di gedung Oikumene Salemba, Jakarta Pusat.
Berikut ini sikap PGI atas insiden berdarah tersebut.
1. Sangat prihatin dan mengutuk keras tindakan intoleran massa yang telah menimbulkan korban harta, benda, dan jiwa dan telah menimbulkan rasa tidak aman bagi warga masyarakat Aceh Singkil.
2. Menyesalkan kurang tanggapnya pihak aparat dan kepolisian untuk segera melakukan tindakan preventif sehingga peristiwa tragis ini terjadi.
3. Negara tidak boleh absen melindungi warganya untuk bebas beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan, sebagaimana ditegaskan oleh konstitusi (Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945).
4. Adalah kewajiban pemerintah setempat untuk memfasilitasi warga beribadah manakala kondisi obyektif membuat mereka tidak mampu memenuhi syarat mendirikan rumah ibadah.
5. Perlu ditegaskan bahwa tidak ada maksud gereja untuk tidak mengurus izin. Tetapi realitasnya, pengurusan izin mendirikan rumah ibadah sangat sulit dan bahkan sering tidak bisa diperoleh walau sudah diupayakan semaksimal mungkin.
6. Menyayangkan sikap Pemda di Pulau Sarok, Aceh Singkil, yang takut terhadap tekanan kelompok-kelompok intoleran sehingga menyetujui rencana aksi pembongkaran 10 gereja tersebut.
7. Tenggat waktu yang diberikan untuk mengurus izin selama enam bulan adalah hal yang mustahil melihat kenyataan betapa sulitnya mengurus izin rumah ibadah.
8. Mendesak pemerintah pusat dalam hal ini Presiden Joko Widodo beserta seluruh instansi terkait, untuk mengambil sikap tegas dan segera hentikan aksi-aksi intoleran, sebab sangat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
9. Mengajak seluruh umat Kristen di Indonesia, secara khusus di Aceh Singkil, untuk tetap berdoa dan tidak terpancing untuk melakukan tindakan pembalasan.
Sikap senada juga disampaikan Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Rumadi Ahmad. Dia sangat menyesalkan kejadian tersebut.
Masyarakat Indonesia, katanya, sebenarnya berkeinginan untuk selalu hidup penuh toleransi, tetapi karena dipengaruhi, maka kerusuhan dan tindakan kekerasan.
"Saya mewakili NU, sangat menyesalkan kejadian ini terjadi, memang ini bukan pertama di Aceh Singkil, ini sudah beberapa kali terjadi. Ini karena masyarakat cepat terprovokasi, walaupun saya yakin sebenarnya mereka ingin hidup toleransi, tetapi karena dipengaruhi kelompok intoleran," kata Rumadi.
"Kami sangat prihatin karena kejadian tersebut terjadi di luar kesepakatan yang sudah terjadi antara pemerintah, tokoh masyarakat, ulama, dan juga ormas Islam," kata Kepala Hubungan Masyarakat PGI, Jerry Sumampow, di gedung Oikumene Salemba, Jakarta Pusat.
Berikut ini sikap PGI atas insiden berdarah tersebut.
1. Sangat prihatin dan mengutuk keras tindakan intoleran massa yang telah menimbulkan korban harta, benda, dan jiwa dan telah menimbulkan rasa tidak aman bagi warga masyarakat Aceh Singkil.
2. Menyesalkan kurang tanggapnya pihak aparat dan kepolisian untuk segera melakukan tindakan preventif sehingga peristiwa tragis ini terjadi.
3. Negara tidak boleh absen melindungi warganya untuk bebas beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan, sebagaimana ditegaskan oleh konstitusi (Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945).
4. Adalah kewajiban pemerintah setempat untuk memfasilitasi warga beribadah manakala kondisi obyektif membuat mereka tidak mampu memenuhi syarat mendirikan rumah ibadah.
5. Perlu ditegaskan bahwa tidak ada maksud gereja untuk tidak mengurus izin. Tetapi realitasnya, pengurusan izin mendirikan rumah ibadah sangat sulit dan bahkan sering tidak bisa diperoleh walau sudah diupayakan semaksimal mungkin.
6. Menyayangkan sikap Pemda di Pulau Sarok, Aceh Singkil, yang takut terhadap tekanan kelompok-kelompok intoleran sehingga menyetujui rencana aksi pembongkaran 10 gereja tersebut.
7. Tenggat waktu yang diberikan untuk mengurus izin selama enam bulan adalah hal yang mustahil melihat kenyataan betapa sulitnya mengurus izin rumah ibadah.
8. Mendesak pemerintah pusat dalam hal ini Presiden Joko Widodo beserta seluruh instansi terkait, untuk mengambil sikap tegas dan segera hentikan aksi-aksi intoleran, sebab sangat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
9. Mengajak seluruh umat Kristen di Indonesia, secara khusus di Aceh Singkil, untuk tetap berdoa dan tidak terpancing untuk melakukan tindakan pembalasan.
Sikap senada juga disampaikan Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Rumadi Ahmad. Dia sangat menyesalkan kejadian tersebut.
Masyarakat Indonesia, katanya, sebenarnya berkeinginan untuk selalu hidup penuh toleransi, tetapi karena dipengaruhi, maka kerusuhan dan tindakan kekerasan.
"Saya mewakili NU, sangat menyesalkan kejadian ini terjadi, memang ini bukan pertama di Aceh Singkil, ini sudah beberapa kali terjadi. Ini karena masyarakat cepat terprovokasi, walaupun saya yakin sebenarnya mereka ingin hidup toleransi, tetapi karena dipengaruhi kelompok intoleran," kata Rumadi.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Rumah Ibadah Dibakar di Aceh Singkil, PGI: Kami Prihatin
-
Satu Tewas, Ajudan Dandim juga Jadi Korban Bentrokan Aceh Singkil
-
Cegah Bentrok Susulan, DPR: Aparat Cepat Amankan Aceh Singkil
-
Kelompok Penyerang di Aceh Singkil 2 Kali Bentrok dengan Polisi
-
DPR: Bentrok Warga di Aceh Singkil Jangan Sampai Seperti Tolikara
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka
-
Pesan di Ponsel Dihapus, KPK Telusuri Jejak Komunikasi Bupati Bekasi
-
Rotasi 187 Perwira Tinggi TNI Akhir 2025, Kapuspen Hingga Pangkodau Berganti