Suara.com - Kementerian Sosial menyiapkan 7.000 unit pembersih udara. Ini diprioritaskan bagi korban kabut asap di Provinsi Kalimantan Tengah.
"Total Kemensos pesan 7.000 unit. Kami akan menguji coba kapasitas alat ini kalau dengan pompa bagaimana, kalau dengan kompresor bagaimana," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Sabtu (24/10/2015).
Alat tersebut diprioritaskan di Kalimantan Tengah karena tingkat ketebalan asap dan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di daerah tersebut sudah harus diwaspadai supaya tidak membahayakan kesehatan masyarakat.
Saat ini sebanyak 1.000 unit sedang diproduksi dan jika Minggu (25/10/2015) selesai langsung dikirim ke Kalimantan Tengah. Nantinya alat yang akan membersihkan udara dari kabut asap itu akan ditempatkan di titik-titik evakuasi.
"Alat ini akan dibagikan ke titik evakuasi. Kemarin sudah diuji coba untuk dibagi kepada warga, tapi prioritas di tempat evakuasi," jelasnya.
Jika pembersih udara itu memungkinkan untuk dipasang di rumah-rumah, maka warga terdampak asap tidak harus dievakuasi di tempat pengungsian apalagi keluar kota..
Alat pembersih udara buatan anak bangsa itu diproduksi dengan harga sangat terjangkau, yaitu 20 dolar per unit tapi berstandar internasional.
Menurut Mensos, terkait titik evakuasi jika tempat yang dijadikan lokasi evakuasi seluruhnya memakai alat pengatur udara (AC) dan aman maka tidak dibutuhkan pembersih udara, tapi sebaliknya jika tidak sepenuhnya ber-AC maka akan dipasang alat tersebut.
Untuk Kalimantan Tengah sendiri, Kemensos sudah menyiapkan tujuh titik evakuasi bagi korban asap yang rentan terutama bayi, anak-anak, ibu hamil serta lanjut usia. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu