Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku tidak mengetahui kalau Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah sebagai orang yang memerintahkan mantan Kepala Seksi Prasarana dan Sarana Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat, Alex Usman, untuk mengusulkan pengadaan alat uninterruptible power supply di APBD Perubahan 2014.
Pasalnya pernyataan tersebut terlontar langsung dari mulut Kepala Inspektorat Pemprov DKI Lasro Marbun ketika bersaksi untuk tersangka Alex Usman di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jalan Bungur, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (19/11/2015). Ketika kasus itu berlangsung, Lasro menjabat Kepala Dinas Pendidikan.
"Saya nggak tahu. Itu mereka berdua (urusanya) saya nggak tahu," ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (21/11/2015).
Mantan Bupati Belitung Timur itu hanya menyerahkan sepenuhnya kepada fakta-fakta di persidangan. Namun ia memastikan, apabila dalam pengadilan nantinya benar terbukti Saefullah yang memerintahkan Alex Usman untuk menganggarkan UPS maka Ahok hanya merasa dibohongi oleh seorang Lasro.
"Itu mesti pengadilan yang buktiin. Kalau itu benar, berarti Pak Lasro juga bohongin saya dong. Kok dia bilang, dia nggak tahu menahu. Saya panggil dia semalam. Dia bilang, saya betul-betul nggak tahu itu UPS Pak. Dia hanya mengatakan, ada barang yang harus dibeli tapi nggak tahubkalau itu UPS," kata Ahok.
"Saya bilang kamu bohongin saya dong. Kan kamu ngaku sama saya, kecolongan gitu lho. Ternyata kamu tau kok. Dia bilang 'saya nggak UPS', cuma tahu ada beli barang. Yaudah Wallahualam lah," Ahok menambahkan.
Dalam kasus UPS, Mabes Polri juga telah menetapkan empat orang menjadi tersangka. Mereka adalah dari pejabat pemerintah Jakarta, Alex Usman dan mantan Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Pusat, Zainal Sulaiman, kemudian Ketua Komisi E DPRD DKI periode 2009-2014 M. Firmansyah dan anggota DPRD dari Fraksi Hanura Fahmi Zulfikar. Ketika kasus UPS terjadi, Fahmi menjabat sebagai Sekretaris Komisi E DPRD DKI.
Berita Terkait
-
Ahok Buka Kartu: 3 Kunci Ini Bisa Bikin Otomotif RI Jadi Raksasa Ekonomi
-
Kasus Deddy Sitorus Dinilai Mirip Ahok: Video Tuai Polemik karena Sengaja Dipotong?
-
Ojol Tewas, Ahok Sebut DPR Takut: Kenapa Tidak Berani Terima Orang Demo?
-
Ahok Kritik Pedas Rencana Utang Rp700 Triliun Pemerintah: Itu Namanya Gali Lubang Tutup Lubang!
-
Ungkit Anggaran Negara dari Pajak Rakyat, Sentilan Ahok ke DPR: Jangan Cuma Terima Gaji, tapi...
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
Terkini
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!