Suara.com - Seorang gadis Suriah terbunuh dalam serangan udara yang diduga dilancarkan Rusia. Menurut pengakuan Suheer, sang ibu, putrinya tewas saat diajak berkunjung ke tempat kerabat.
Kepada The Guardian, Suheer mengaku kini ia dan keluarganya pindah ke Turki demi keamanan. Putrinya, Raghat (5), tewas dalam sebuah serangan bom yang dijatuhkan pesawat Rusia pada bulan Oktober silam. Raghat tewas bersama kakek dan sepupunya.
Keluarga Suheer sebenarnya sudah mengungsi ke Turki sejak tahun 2011. Namun, pada Lebaran tahun ini mereka berkunjung ke Suriah untuk menengok kakek dan nenek Raghat. Mereka merasa yakin bahwa wilayah yang mereka datangi tidak akan menjadi sasaran bom.
"Saya hanya membawa anak saya kembali ke Suriah selama enam hari," kata Suheer.
"Kami berencana pulang ke rumah di hari berikutnya. Tapi siapa nyana, suami saya tidak bisa melihat putrinya lagi," sambung Suheer.
Hari itu, Raghat pergi berbelanja dengan bibinya. Tak berapa lama setelah tiba di rumah kakeknya di Habeet, sebuah kota di Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak Suriah, mereka mendengar suara jet militer mendekat.
Nenek Raghat, Zahra, menyambar si gadis dan berlindung di taman. Namun, mereka tak punya cukup waktu. Menurut kesaksian kerabat kepada AP, saat sang nenek menyerahkan Zahra kepada sepupunya untuk masuk ruang perlindungan, sejumlah rudal menghantam rumah mereka.
Sang nenek lolos dari maut meski menderita luka serius. Namun, suaminya, yang tak lain kakek Raghat, ditemukan di lantai atas rumah dengan luka parah di bagian perut. Ia tewas di rumah sakit.
Raghat sendiri ditemukan tertelungkup dengan luka parah di bagian kepala, di pelukan sepupunya, Ahmed. Kemungkinan besar, Ahmed berupaya melindungi Raghat saat rudal menghantam kediaman mereka. Sayang, keduanya tak selamat.
Satu-satunya foto terakhir Raghat yang dimiliki keluarga adalah foto di mana si gadis kecil berpose dengan gaun totol-totol lengkap dengan gelang barunya.
Kakek Raghat, Abdul Razzaq, adalah pemberontak pemerintahan Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad. Razzaq mendirikan Brigade Ahbab al-Mustafa, salah satu faksi yang tergabung dalam kelompok pemberontak Free Syrian Army.
Serangan terjadi pada 1 Oktober, dua hari setelah Rusia memulai serangan udara di Suriah. Ketika itu, negara-negara Barat menuding Rusia yang, alih-alih menghantam ISIS, justru menyerang pasukan pemberontak yang dibekingi Amerika Serikat.
Rusia membantah klaim bahwa ratusan warga sipil jadi korban serangan udara mereka. Rusia berdalih, mereka menggunakan informasi intelijen yang beragam untuk melancarkan tiap serangan, sehingga tidak ada korban warga sipil.
Sebenarnya tak hanya Rusia. Amerika Serikat juga mengakui telah menimbulkan jatuhnya korban jiwa warga sipil dalam serangan mereka. (Independent)
Berita Terkait
-
Kuwait Batal Hadapi Timnas Indonesia Malah Lawan Suriah, Erick Thohir Geleng-geleng
-
Akhir Era Assad: Gelombang Kepulangan Pengungsi Suriah Dimulai
-
Israel Serang Ibu Kota Suriah, Sempat Kirim Peringatan ke Pemerintah
-
Timur Tengah Memanas: Isreal Serang Kementerian Pertahanan Suriah
-
Israel Ancam Suriah: Campur Tangan Turki Jadi Alasan Utama?
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Jawab Tantangan Yusril, Delpedro Cs Ajukan Praperadilan ke PN Jaksel
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Seleksi Super Ketat Kementerian Haji, Kenapa 200 Nama Calon Pejabat Harus Ditelusuri KPK?
-
Dengan Suara Bergetar, Ayah Nadiem Makarim: Saya Yakin Betul Dia Jujur
-
Keseruan Oma Ilah dan Opa Sutarto Ikut Sekolah Lansia
-
Cak Imin di Ponpes Al Khoziny: Hentikan Semua Proyek Pesantren Tanpa Ahli
-
Karma Instan! 2 WN China Auto Diusir dari Indonesia Gegara Nyolong Duit di Pesawat
-
Jerit Hati Ibunda dan Ayah Nadiem Makarim di Pengadilan: Dia Jujur, Kami Tak Menyangka Ini Terjadi
-
Roy Suryo Klaim Kantongi Ijazah Palsu Jokowi Langsung dari KPU: Kami Berani Mati, Adili Jokowi!
-
Bela Nadiem Makarim, Eks Pimpinan KPK hingga Mantan Jaksa Agung Ajukan Amicus Curiae, Begini Isinya!