Suara.com - Mohammed Nono, yang lulus empat tahun lalu dari Universitas Islam Gaza, pernah menghabiskan waktu satu tahun untuk mencari pekerjaan di daerah kantung miskin Jalur Gaza. Tapi usahanya tak membuahkan hasil.
Hingga kemudian ia memutuskan untuk mendirikan biro iklan yang aktif hingga kini. Ia juga membangun toko daring berkat bantuan satu program penciptaan pekerjaan yang dikelola oleh Universitas Islam di Jalur Gaza.
Kisah tersebut berawal ketika Nono mendengar tentang Program Mobaderoon (atau "wiraswastawan" dalam Bahasa Arab), yang dilancarkan oleh Universitas Islam, yang mendanai proyek kecil kreatif buat lulusan baru.
Ia mengajukan permohonan untuk memperoleh dana setelah menyerahkan gagasan proyeknya ke pengelola program. Dan, setelah ia menerima dana yang diperlukan, Nono langsung merintis proyeknya.
Perusahaannya yang berpusat di Jalur Gaza adalah tambahan kualitas dalam dunia penjualan daring, yang berdasarkan atas langkah teknis terkini yang digunakan untuk pertama kali di tingkat nasional.
Para pengunjung jejaring Nono dapat melakukan perjalanan maya untuk menemukan toko, hotel, objek wisata dan restoran yang terdaftar di jejaringnya.
Jejaring itu memungkinkan pengunjung mencari restoran, tempat pelancongan dan lembaga lain serta menikmati pemandangan yang mempesona tanpa perlu susah-susah mengunjungi semua tempat tersebut.
Sekarang perusahaannya memiliki banyak anggota dan pengunjung, usaha yang dimulai dengan 5.000 dolar AS dan dua pegawai itu berkembang cepat.
Nono mengatakan, "Mobaderoon" adalah salah satu program pertama penetasan usaha di Jalur Gaza, yang dimulai pada penghujung 2010. Dan program itu dikelola oleh Universitas Islam dengan dukungan dana dari Organisasi Dana Arab, Bank Pembangunan Islam serta Perhimpunan Kesejahteraan.
Karena keberhasilan awalnya, Mabaderoon saat ini melancarkan program inkubasi ketiganya. Nono mengatakan Mabaderoon menerima permohoman dari lulusan dan pemuda yang memiliki gagasan usaha, lalu mengikuti proses penyaringan yang berakhir dengan 20-30 tim.
Kemiskinan menjadi masalah utama di Jalur Gaza. Sebagian besar dari 1,8 juta penghuni Jalur Gaza daerah kantung Palestina tersebut mengandalkan bantuan makanan yang ditawarkan oleh PBB dan sejumlah organisasi non-pemerintah lokal serta internasional.
Menurut laporan Bank Dunia belum lama ini, pengangguran di Jalur Gaza mencapai 50 persen dan kemiskinan naik jadi 60 persen.
Program seperi Mobaderoon membantu mengurangi angka pengangguran di Jalur Gaza. Dalam program itu, puluhan pemuda mengerjakan proyek mereka dengan harapan mereka dapat memperoleh uang yang diperlukan untuk memulai kehidupan profesional mereka.
"Kami menghadapi banyak masalah logistik dan keuangan untuk mewujudkan proyek kami. Program Mobaderoon menyediakan kami semua yang kami perlukan, mulai dari peralatan sampai uang sehingga kami dapat mewujudkan gagasan kami. Kami harap proyek kami akan berhasil dan kami memperoleh dana," kata Mohammed Abu Karesh, salah seorang pemohon Mobaderoon, kepada Xinhua. (Antara)
Berita Terkait
-
Ulasan Buku My Olive Tree: Menguak Makna Pohon Zaitun bagi Rakyat Palestina
-
5 Fakta Terbaru Wanda Hamidah Kawal Bantuan ke Gaza: Dari 'Penculikan' Hingga Desakan TNI Bantu!
-
Aksi Hindia di Synchronize Fest 2025, Bendera Palestina Berkibar di Layar Besar
-
Wanda Hamidah dari Sisilia: Tekan Pemerintah Indonesia Kawal Misi Kemanusiaan ke Palestina
-
Kapal Aktivis Pengangkut Bantuan Diadang Pasukan Israel, Wanda Hamidah: Ini Tindakan Ilegal
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Ketimbang Berpolemik, Kubu Agus Diminta Terima SK Mardiono Ketum PPP: Digugat pun Bakal Sia-sia?
-
Bima Arya: PLBN Sebatik Harus Mampu Dongkrak Ekonomi Masyarakat Perbatasan
-
Jangan Lewatkan! HUT ke-80 TNI di Monas Ada Doorprize 200 Motor, Makanan Gratis dan Atraksi Militer
-
Menhan Bocorkan Isi Pertemuan Para Tokoh di Rumah Prabowo, Begini Katanya
-
Efek Revisi UU TNI? KontraS Ungkap Lonjakan Drastis Kekerasan Aparat, Papua Jadi Episentrum
-
Ajudan Ungkap Pertemuan 4 Mata Jokowi dan Prabowo di Kertanegara, Setelah Itu Pamit
-
SK Menkum Sahkan Mardiono Ketum, Muncul Seruan Rekonsiliasi: Jangan Ada Tarik-Menarik Kepentingan!
-
Jokowi Sambangi Prabowo di Kertanegara Siang Tadi Lakukan Pertemuan Hampir 2 Jam, Bahas Apa?
-
Catatan Hitam KontraS di HUT TNI: Profesionalisme Tergerus, Pelibatan di Urusan Sipil Kian Meluas!
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?