Suara.com - Cerita tentang dunia copet di angkutan umum di Ibu Kota Jakarta seakan tak ada habis-habisnya. Pencopet punya sejuta cara untuk menjarah dompet dan tas penumpang.
Seperti yang diungkapkan Audry, warga Depok, Jawa Barat, yang pernah menjadi korban copet di bus Kopaja P 19 rute Tanah Abang - Blok M - Cilandak.
Copet, kata Audry, biasanya aksi di angkutan umum yang kondisinya tidak nyaman. Ketika itu Audry duduk di bangku bagian belakang. Di dalam angkutan, ada sekitar 10-12 lelaki yang umumnya berpenampilan rapi.
"Gue kira orang kantoran semua, pakai dasi rapi, ya nggak curiga dong. Terus pas gue turun, HP gue yang gue taruh di kantong udah nggak ada, padahal yang duduk di belakang orang-orang yang berseragam kantoran pakai dasi," kata Audry kepada Suara.com Rabu (16/12/2015).
Pegawai swasta yang berkantor di bilangan Jakarta Pusat ini mengaku heran dengan cara kerja para pencopet. Dia sama sekali tidak menyadari ketika tangan pelaku masuk kantongnya. Ia baru menyadari setelah turun dari bus. Dia baru menyadari saat merogoh kantong.
"Sengit gue orang-orang yang berseragam pake kemeja rapih-rapih gue nggak kepikiran kalau dia copet. Gue cek handphone Blackberry gue nggak ada HP-nya," katanya.
Saat menceritakan pengalaman kepada penjual rokok, ibu penjual rokok tidak heran dengan aksi copet di Kopaja.
"Pas gue beli rokok, (penjual rokoknya bilang) naik 19 itu mah bisa copet semua di dalamnya, katanya 19 sudah terkenal banyak pencopet. Pokoknya sekarang kalau mau naik angkutan umum waspada aja dah termasuk sama orang yang pakai pakaian rapi," katanya.
Copet tak pernah jera, meski polisi sudah berkali-kali menangkap dan menghukum mereka.
Tapi yang jelas, maraknya copet di angkutan umum akan membikin upaya pemerintah mempromosikan citra angkutan publik tak maksimal.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang