Suara.com - Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Yaman Ismil Ould Cheikh Ahmed pada Minggu (20/12/2015) mengumumkan berakhirnya pembicaraan perdamaian paling akhir mengenai Yaman.
Ia mengatakan semua pihak menyepakati kerangka kerja bagi perundingan dan akan bertemu lagi pada 14 Januari 2016 dalam babak baru pembicaraan.
"Perdamaian di Yaman hanya bisa diwujudkan melalui perundingan diplomatik," kata utusan khusus tersebut dalam satu taklimat yang diadakan di Ibu Kota Swiss, Bern. Ia menambahkan pusat perhatian dalam beberapa hari ke depan ialah mewujudkan gencatan senjata baru yang berkelanjutan.
Menurut utusan khusus itu, semua pihak datang untuk mengembangkan kerangka kerja bagi perundingan perdamaian terperinci yang secara tegas didasari atas Resolusi 2216 Dewan Keamanan PBB dan resolusi terkait lain Dewan Keamanan. Tujuannya ialah mewujudkan diakhirinya perang dan kembalinya peralihan politik yang damai.
Semua pihak juga membuat kemajuan serius melalui penetapan kerangka kerja bagi perundingan ke arah penyelesaian menyeluruh, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. Selain itu, semua pihak j uga menetapkan seperangkat langkah relevan pembangunan kepercayaan yang berkaitan dengan pembebasan tahanan, peningkatan layanan masyarakat dan perbaikan aliran bantuan kemanusiaan ke Taizz serta gubernuran lain Yaman, katanya.
Utusan khusus itu mengatakan berdasarkan kesepakatan oleh semua pihak tersebut, semua tahanan dan narapidana akan dibebaskan segera setelah gencatan senjata permanen dilaksanakan.
Pada saat yang sama, delegasi yang hadir juga sepakat untuk melanjutkan pekerjaan bagi Komite Koordinasi dan Penurunan Ketegangan yang ditetapkan selama babak perundingan saat ini dan mengidentifikasi lokasi yang layak bagi kegiatan tersebut di wilayah itu. Komite tersebut akan terdiri atas penasehat militer dari kedua pihak dan difasilitasi oleh PBB.
Utusan khusus itu menyampaikan penghargaannya kepada semua pihak atas kehadiran mereka, dan kesepakatan keikut-sertaan konstruktif dalam pembicaraan perdamaian yang difasilitasi PBB.
Ia juga menyampaikan penghargaannya kepada para peserta atas komitmen mereka bagi penghentian permusuhan, yang diumumkan dengan dimulainya pembicaraan.
Sayangnya, tambah pejabat PBB tersebut, ada sejumlah pelanggaran penghentian permusuhan --yang "mempengaruhi kemajuan pembicaraan itu".
Mengingat pentingnya penghentian permusuhan bagi keberhasilan pembicaraan, utusan khusus itu mengatakan ia telah memilih untuk menunda pembicaraan sampai pertengahan Januari 2016.
Untuk menjamin dipatuhinya penghentian permusuhan dan memungkinkan keberlanjutan, utusan khusus tersebut menekankan konsultasi bilateral tambahan akan diperlukan di Yaman dan di wilayah itu dalam beberapa pekan ke depan.
Konsultasi tersebut melibatkan 24 penasehat dan wakil Yaman mengenai pelaksanaan gencatan senjata menyeluruh dan langgeng, peningkatan situasi kemanusiaan dan kembalinya peralihan politik yang teratur dan damai.
Lembaga PBB memperkirakan 82 persen penduduk Yaman saat ini memerlukan sejenis bantuan kemanusiaan. (Antara)
Berita Terkait
-
Langit Madinah Mencekam, Diduga Rudal Houthi Dicegat Pertahanan Arab Saudi
-
PM Israel Sebut Invasi Gaza 'Misi Suci': Warga Yaman Murka, Siap Lawan!
-
Jika Iran Diserang, Houthi Yaman Bakal Gempur Kapal AS di Laut Merah
-
Pemerintah Evakuasi 10 WNI dari Yaman Kembali ke Tanah Air
-
Timnas Indonesia U-17: Tim Non-unggulan yang Bikin Lawan-Lawannya dalam Posisi Sulit
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram