Suara.com - Iran menuding bahwa Arab Saudi telah mengirim jet-jet tempurnya untuk membom kedutaan besar negara mayoritas Syiah itu ibu kota Yaman, Sana'a. Iran mengatakan bahwa pemboman itu telah menyebabkan bangunan kedutaan rusak dan sejumlah penjaganya terluka.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Hossein Jaberi Ansari, pada Kamis (7/1/2015), mengatakan bahwa pemboman itu adalah bentuk provokasi yang disengaja oleh Saudi, ketika hubungan antara dua negara sedang memanas.
"Ini adalah aksi yang disengaja dan punya tujuan tertentu dari pemerintah Arab Saudi, yang melanggar semua konvensi dan perjanjian internasional yang mengatur tentang perlindungan dan kekebalan fasilitas diplomatik," kata Jaberi Ansari kepada stasiun televisi IRIB milik pemerintah Iran.
"Iran meminta Arab Saudi bertanggung jawab atas aksi ini," sambung dia.
Tudingan ini menambah ketegangan antara Teheran dan Riyadh yang sejak akhir pekan kemarin sudah meninggi setelah Saudi mengeksekusi ulama Syiah, Nimr al-Nirm.
Eksekusi mati itu memicu protes pemeluk Islam Syiah di Iran dan belahan dunia lainnya. Di Teheran para demonstran menjebol dan membakar kedutaan besar Saudi. Akibatnya Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran dan mengusir duta besar Iran dari Riyadh. Langkah itu diikuti oleh sekutu-sekutu Saudi seperti Bahrain dan Sudan yang memutus hubungan diplomatik dengan Iran.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohamad Javad Zarif, pada Rabu (5/1/2016), mendesak Arab Saudi agar berhenti mempertajam ketegangan dan menuding bahwa Riyadh telah terus menentang diplomasi Teheran selama dua tahun terakhir, terutama yang berhubungan dengan kesepatakan nuklir dengan dunia internasional.
Kesepakatan itu merupakan pintu bagi Iran untuk kembali masuk dalam komunitas global, setelah dikucilkan selama lebih dari tiga dekade. Adapun Saudi, seperti Israel, adalah pihak yang paling gelisah dengan keakraban Iran dengan dunia Barat, terutama Amerika Serikat - sekutu utama Saudi dan Israel. (The Guardian)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta