Suara.com - Pakar bahasa dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Dr Suhartono SPd MPd menilai Bahasa Indonesai berpotensi menjadi Bahasa ASEAN pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Ada dua bahasa yang berpotensi menjadi Bahasa ASEAN, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu," kata dosen Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unesa itu kepada Antara di Surabaya, Jumat (8/1/2016).
Namun, ia meyakini Bahasa Indonesia lebih berpotensi daripada Bahasa Melayu, karena setidaknya ada empat argumentasi yang ilmiah, meski pemerintah masih perlu melakukan diplomasi.
"Keempat argumentasi itu adalah Bahasa Indonesia itu sudah banyak dipelajari pada banyak negara, mudah dikuasai, laju perkembangannya fantastis, dan sebagaian kosa kata Indonesia juga ada di dalam bahasa negara-negara ASEAN," katanya.
Bedanya, distribusi Bahasa Indonesia tidak merata seperti Bahasa Melayu yang ada di Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand Selatan, dan Filipina Selatan, namun Bahasa Indonesia di Indonesia sendiri sudah mencapai 60 persen pengguna di tingkat ASEAN.
"Apalagi, meski tidak merata seperti Melayu, tapi kosa kata Indonesia ada pada sejumlah negara ASEAN, seperti candra di Kamboja dan Indonesia sama-sama berarti rembulan, atau bum atau land di Thailand yang di Indonesia mirip kata bumi atau tanah," katanya.
Bahkan, kosa kata di Thailand juga mirip kosa kata bahasa daerah di Indonesia, seperti suwarna di Thailand yang berarti emas dan dalam Bahasa Jawa juga berarti emas. "Atau, kodang di Thailand juga mirip gudang dalam bahasa kita," katanya.
Oleh karena itu, Bahasa Indonesia yang tidak merata dalam sebaran seperti Bahasa Melayu itu juga lebih mudah diterima dan sudah lama menjadi bahasa komunikasi ada tiga negara yakni Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia.
"Apalagi, saya mendengar di beberapa negara ASEAN juga sudah banyak dipelajari Bahasa Indonesia untuk kepentingan MEA. Di luar itu, Bahasa Indonesia juga sudah banyak dipelajari di Jepang, Australia, dan negara lain di dunia," katanya.
Senada dengan itu, Rektor Unesa Prof Warsono mendukung ikhtiar pemerintah untuk melakukan negosiasi dengan negara-negara ASEAN agar Bahasa Indonesia bisa menjadi Bahasa ASEAN.
"Unesa turut mendorong Bahasa Indonesia menjadi Bahasa ASEAN, karena pengguna bahasa Melayu mencakup 60-70 persen penduduk ASEAN di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam," katanya.
(Antara)
Berita Terkait
-
Huawei Dorong Akselerasi Ekonomi Digital ASEAN Lewat Pelatihan Teknologi untuk 100 UKM
-
10 Contoh Soal Ujian Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP, Asah Ketelitian dengan Soal Latihan Ini
-
Piala Asia U-17 dan Nasib Tragis Malaysia yang Terkudeta dari Kumpulan The Big Four ASEAN
-
Sudah Berniat Belajar Bahasa Indonesia, Timur Kapadze Justru Batal Latih Skuad Garuda
-
Bulu Tangkis Indonesia Berjaya di ASG 2025, Gondol 5 Emas & Ciptakan 3 Final 'Perang Saudara'!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf