Suara.com - Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan pemerintah provinsi setempat mengajak dialog pegawainya, khususnya mereka yang berperilaku menyimpang sekaligus mengantisipasi masuknya aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
"Kalau menemukan seperti itu, sering-sering diajak dialog dan didekati. Jangan sampai kepala tidak mengetahui kondisi anak buah," ujarnya kepada wartawan, di Surabaya, Sabtu (16/1/2016).
Salah seorang pegawai negeri sipil (PNS) Pemprov Jatim bernama Faradina diduga mengikuti aliran Gafatar seiring menghilangnya perempuan 25 tahun tersebut dari rumah kos sejak November 2015.
Menanggapi adanya laporan tersebut, Gubernur Jatim berharap tidak terjadi lagi dan kepala dinas lebih aktif memantau dan bertindak sesuai prosedur berlaku.
Terkait kasus Faradina, orang nomor satu di Jatim itu berharap segera ada kejelasan informasi dan ditemukan, sehingga alasannya menghilang hingga dilaporkan ke polisi diketahui.
"Kalau ada yang mengajak dengan iming-iming dan tawaran kurang masuk akal, saya heran kok mau saja ikut," kata Pakde Karwo, sapaan akrabnya.
Disinggung sanksi, mantan Sekdaprov Jatim itu mengatakan bahwa sudah ada peraturan yang menerangkannya, yakni seorang PNS bisa dipecat jika tidak masuk tanpa alasan jelas selama enam bulan.
"Kalau dulu sanksi pecat jika PNS absen enam bulan berturut-turut, tapi sekarang hitungannya kumulatif. Jadi, jika ditotal sudah enam bulan bolos maka ancamannya pecat dengan tidak hormat," katanya.
Sebelumnya, Faradina, seorang PNS yang menghilang merupakan pegawai di Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang (PU CKTR) Jatim, yang tercatat bekerja sejak November 2014.
Kepala Dinas PU CKTR Jatim Gentur S Prihantono ketika dikonfirmasi wartawan mengaku belum mengenalnya pribadi, namun membenarkan bahwa Faradina adalah salah seorang stafnya yang hilang sejak lama dan belum diketahui alasannya.
"Benar, dia anak buah saya yang bertugas di staf bidang tata ruang. Yang saya tahu, anaknya pintar, lulusan S-2 Universitas Diponegoro Semarang dan menjadi PNS setahun lebih," katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Tragedi Freeport: 2 Pekerja Ditemukan Tewas, 5 Hilang di Tambang Maut Grasberg
-
Hitung-hitungan Jelang Muktamar X PPP: Mardiono Disebut Masih Kuat dari Agus Suparmanto
-
Jokowi Beri Arahan 'Prabowo-Gibran 2 Periode', Relawan Prabowo: Tergantung Masyarakat Memilih
-
DPR Desak Penghentian Sementara PSN Kebun Tebu Merauke: Hak Adat Tak Boleh Dikorbankan
-
Usai Pecat Anggota DPRD Gorontalo, PDIP Beri Pesan: Jangan Cederai Hati Rakyat!
-
Mahasiswa Green Leadership Academy Tanam Semangat Baru di Tabung Harmoni Hijau
-
Profil Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton Kontroversial yang Hilang Sebulan saat Dicari Mahasiswa
-
Mendagri Tito Sebut Bakal Ada 806 SPPG Baru: Lahannya Sudah Siap
-
'Warga Peduli Warga', 98 Resolution Network Bagikan Seribu Sembako untuk Ojol Jakarta
-
Perlindungan Pekerja: Menaker Ingatkan Pengemudi ODOL Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan