Suara.com - Kapolda Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Nur Ali mengatakan pihaknya menerima 54 laporan tentang orang hilang terkait dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di provinsi ini.
"Sudah ada 54 laporan yang masuk dari berbagai daerah," kata Kapolda di Semarang, Jumat (15/1/2016).
Menurut dia, kepolisian masih melakukan evaluasi dan analisis. Adapun mengenai keberadaan Gafatar sendiri, kata dia, kepolisian masih mendalaminya bersama pemerintah daerah.
"Kalau warga lapor polisi karena keluarganya hilang tentu kita cari," tambahnya.
Sementara itu, polisi juga telah mengidentifikasi informasi hilangnya orang yang diduga terkait Gafatar di sejumlah daerah di Jawa Tengah.
"Sudah ada informasi orang hilang di sejumlah daerah. Ada yang sudah dilaporkan secara resmi, ada yang belum," kata Kepala Subdirektorat IV Direktorat Intelijen dan Keamanan Polda Jawa Tengah Ajun Komisaris Besar Amad Sukandar.
Informasi tentang laporan orang hilang tersebut antara lain muncul dari Kota Semarang, Solo, Brebes, Banyumas, Banjarnegara, Wonogiri, Kudus, serta Jepara. Ia mencontohkan laporan di Kota Semarang yang sudah resmi dilaporkan ke polres setempat beberapa waktu lalu.
"Laporan yang di Semarang sebenarnya lebih dulu dari pada berita soal dokter Rica yang di Yogyakarta," kata mantan Kepala Satuan Intelijen dan Keamanan Polrestabes Semarang ini.
Ia menuturkan kegiatan Gafatar sesungguh selalu terpantau selama ini. Menurut dia, dulu setiap akan melaksanakan kegiatan, pengurus Gafatar selalu menyampaikan pemberitahuan.
"Mulai muncul pertengahan 2014. Lalu sempat terungkap ada yang bermasalah di Klaten, terus kami awasi," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Reno dan Farhan Masih Hilang, KemHAM: Jangan Buru-buru Disebut Korban Penghilangan Paksa!
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Cuma Minta Maaf Usai Ditemukan Polisi, Kejanggalan di Balik Hilangnya Bima Permana Putra
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO