Oleh karena itu, anggota Polda Metro Jaya harus meniru gaya anggota di kota besar negara lain dengan tingkat kompleksitas yang tinggi dan penampilan bagus.
Bahkan, Krishna mencetuskan moto "komandan keren itu sudah biasa tapi anak buah lebih itu luar biasa" sehingga anggota Ditreskrimum Polda Metro Jaya harus berpenampilan menarik didukung kemampuan yang terbaik.
Dalam mendidik anggota, Krishna memiliki karakter "keras" sebagai pimpinan terlebih ketika anak buah diperintahkan untuk bekerja maka tidak boleh membangkang.
Selain itu, Krishna juga memiliki teori kepemimpinan yang harus menyebarkan "virus" seperti wabah TBC di Indonesia.
Krishna memprakarsai TBC kepada hampir seluruh anggota Polri di wilayah, bahkan masyarakat pun turut terkena imbasnya sebagai fenomena seperti keberhasilan anggota kepolisian di New York Amerika Serikat.
Karier Cemerlang Langkah awal Krishna saat daftar dan diterima menjadi taruna Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) pada tahun 1988.
Saat itu, Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU), dan Polri masih tergabung ABRI. Namun, Krishna muda memilih pendidikan taruna kepolisian berdasarkan hasil psikotes.
"Bapak dan kakek saya merupakan tentara. Makanya, daftar AKABRI pada tahun 1988," ungkap Krishna.
Krishna sempat "galau" ketika dihadapkan pada dua pilihan masuk tentara atau Polri yang sebelumnya pernah terbayangkan seperti apa dunia kepolisian itu.
Akhirnya, Krishna memutuskan langkah menjadi taruna bersama 200 calon anggota Polri lainnya dengan menjalani secara serius sebagai pilihan jalan hidup.
Jika tidak lolos AKABRI, Krishna berencana kuliah di Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, atau universitas di luar negeri.
Selama 3 tahun pertama menjalani pendidikan taruna Akpol, Krishna mendapatkan tempaan pendidikan secara fisik dan mental.
"Semua pelajaran menarik dengan dunia baru eksplorasi ilmu kepolisian dan aktivitas fisik pada tingkat satu hingga tiga," kisah Krishna.
Satu kegiatan paling menarik bagi Krishna tentang kepemimpinan karena pernah menjadi komandan batalion taruna meskipun menjalani dengan lelah dan menguras energi karena kegiatan dari pagi hingga pagi.
Krishna menitikberatkan terhadap ilmu kepemimpinan dibanding akademis dalam menempuh ilmu kepolisian, seperti mengendalikan ratusan calon taruna untuk satu tujuan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?
-
Mendagri: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra
-
Kemendagri Kirim 1.054 Praja IPDN ke Aceh untuk Pulihkan Desa Terdampak Bencana
-
Profil Amal Said, Dosen Viral Ludahi Pegawai Kasir Terancam Dipenjara
-
Bundaran HI Siap Sambut Tahun Baru 2026, Panggung Hampir Selesai
-
Darurat Sampah Nasional Bukan Sekadar Masalah Infrastruktur, Tapi Krisis Perilaku Masyarakat
-
Begini Kata Hasto Soal Sejumlah Ketua DPD PDIP Masih Rangkap Jabatan di Partai
-
Kecelakaan Beruntun di Tol Dalam Kota, Arus Arah Slipi Macet Panjang hingga 4 Kilometer!
-
Bukti Kehadiran Negara, Kemen PU Turun Langsung Bersihkan Pesantren Darul Mukhlisin