Suara.com - Ketua Harian Komisi Nasional untuk Badan Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Dunia (UNESCO) Profesor Arief Rachman mengatakan dua sampai tiga bahasa ibu di Papua punah setiap tahun.
"Setiap tahun, kami kehilangan dua-tiga bahasa di Papua karena tidak digunakan," ujar Arief Rachman dalam peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional di Kedutaan Besar Bangladesh di Jakarta, Minggu (21/2/2016).
Indonesia memiliki sedikitnya 783 bahasa ibu yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Hampir empat ratusan di antaranya berada di Papua.
Sayangnya, keanekaragaman bahasa ibu di Papua semakin menyusut karena tidak digunakan.
"Dengan jumlah bahasa ibu yang sebanyak itu, kami membutuhkan satu bahasa nasional, Bahasa Indonesia, namun bukan berarti bahasa ibu tidak lagi digunakan," kata dia.
Menurut Arief, bahasa adalah alat yang paling kuat untuk menjaga dan mengembangkan kekayaan budaya benda maupun tak benda suatu bangsa.
"Kalau suatu bahasa hilang, hilang pula suatu tradisi atau budaya," kata dia.
Oleh karena itu, Arief mengimbau para orang tua untuk membiasakan anak-anak mereka berbicara dalam bahasa ibu mereka. Meskipun demikian, dirinya tak menyangkal bahwa desakan secara sosial untuk bicara dalam bahasa nasional maupun asing sangat tinggi saat ini.
"Tetapi paling tidak, dalam lingkup keluarga, bahasa ibu sebisa mungkin harus tetap digunakan," ujar dia.
Arief mengatakan UNESCO mendukung semua upaya untuk mempromosikan penyebaran bahasa ibu yang hasilnya tidak hanya akan memperkuat keanekaragaman linguistik dan pendidikan multilingual, tetapi juga tradisi dan budaya di seluruh dunia.
Hari Bahasa Ibu Internasional diperingati setiap 21 Februari setelah di adopsi oleh UNESCO pada November 1999, berdasarkan peristiwa unjuk rasa besar-besaran oleh pelajar Bangladesh pada 1952 yang menuntut agar Bangla menjadi bahasa nasional kedua setelah Pakistan (saat itu Bangladesh masih menjadi bagian dari Pakistan). (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra