Suara.com - Lebih dari 100.523.000 unit sampah antariksa berserakan di luar angkasa. Sampah itu terkumpul sejak 50 tahun terakhir.
Sampahh itu berukuran lebih dari satu milimeter (mm) hingga lebih dari 10 centimeter (cm). Sampaj itu mengancam keberadaan satelit hingga stasiun luar angkasa.
Jika pengamatan dilakukan ke arah bumi dari ruang angkasa maka akan terlihat jelas perbedaan kondisi lingkungan ruang hampa udara di sekitarnya saat satelit pertama diluncurkan pada 1957. Terlihat satu titik sampah pun di sana.
Titik-titik sampah yang terlihat berwarna putih tertangkap satelit Amerika Serikat semakin bertambah di 1980, dan di 2015 lingkaran putih yang merupakan sampah antariksa semakin tampak jelas mengelilingi bumi.
"Dengan meningkatnya aktivitas di luar angkasa semakin tinggi kemungkinan tabrakan di luar angkasa terjadi dengan adanya sampah antariksa tersebut," kata Asisten Sekretaris Biro Pengendalian Senjata, Verifikasi, dan Kepatuhan Amerika Serikat Frank A Rose dalam diskusi 'Three Minutes of Darkness Over Indonesia' di Jakarta.
Ia mengatakan radar milik The US Join Space Operations Center (JSpOC) berhasil melacak lebih dari 23.000 sampah antariksa seukuran bola softball atau lebih besar dari 10 cm. Selain juga berhasil melacak 500.000 lebih sampah antariksa dengan ukuran lebih dari satu centimeter, dan 100.000.000 lebih sampah antariksa dengan ukuran lebih besar hingga satu mm.
Berbagai macam sampah antariksa, menurut Rose, ada di angkasa, mulai dari sikat gigi, bekas roket, bekas pesawat ulang alik, hingga satelit yang sudah tidak aktif.
Semua bersama-sama berotasi mengelililngi bumi bersama satelit yang masih aktif hingga stasiun ruang angkasa.
Tahun 2007, Tiongkok melakukan uji coba satelit dan menghasilkan 3000 fragmen berukuran di atas 10 cm yang diperkirakan akan ada di luar angkasa ratusan tahun. Pada 2009, kejadian signifikan terjadi di ruang hampa udara tersebut saat satelit Rusia Iridium 33 hancur tertabrak satelit Rusia Cosmos 2251 lainnya yang sudah tidak aktif.
"Sampah antariksa ini jelas akan menjadi ancaman bagi sistem keantariksaan banyak negara, bahkan beberapa tahun terakhir ratusan kejadian di mana sampah antariksa hasil uji coba tahun 2000 sudah semakin mendekati satelit-satelit mereka sendiri," ujar Rose.
Ia mengatakan saat ini ada sekitar 60 negara, instansi swasta, akademi di dunia yang mengoperasikan satelit, dan jumlahnya mencapai lebih dari 100 unit dengan bermacam-macam orbit.
Keberadaan teknologi antariksa di ruang angkasa ini, menurut dia, telah memberikan kemajuan dan manfaat bagi kehidupan manusia di bumi. Kerja sama antarnegara dan pihak swasta dalam penggunaan teknologi ini penting untuk kemajuan ekonomi dan keamanan di bumi.
Pemanfaatan teknologi antariksa ini mulai dari sistem peringatan dini bencana, fasilitas navigasi untuk transportasi, akses global untuk keuangan atau perbankan, dan berbagai kegiatan penting lain di bumi.
"Bahkan teknologi keantariksaan ini sangat penting termasuk untuk Indonesia yang punya ribuan pulau. Namun saat ini baru kita ketahui sistem ini memiliki kekurangan setelah beberapa dekade ternyata mengotori luar angkasa," ujar dia.
Dana operasional meningkat Semakin meningkatnya jumlah sampah antariksa yang mengorbit di lapisan terendah (Low Earth Orbit/LEO) antara 300 hingga 1500 kilometer (km) di atas permukaan bumi membuat operasional satelit semakin mahal di masa depan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Kronologi Penumpang Wings Air Tuding Pramugari Kuras Emas dan Dollar di Pesawat
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
-
Ada Sinyal Rahasia? Gerak-Gerik Dua Pria di Belakang Charlie Kirk Disebut Mencurigakan
-
Prabowo Setuju Bentuk Komisi Reformasi Polisi dan Tim Investigasi Independen Demo Ricuh
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR
-
Emas & Ribuan Dollar Lenyap di Pesawat Wings Air Viral, Pramugari Dituduh Jadi Pelaku
-
CEK FAKTA: Isu DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025
-
7 Cara Melindungi Kulit dan Rambut dari Polusi Udara, Wajib Rutin Keramas?
-
Rehat dari Sorotan, Raffi Ahmad Setia Dampingi Ibunda Amy Qanita Berobat di Singapura
-
Gerakan Muda Lawan Kriminalisasi Tuntut Prabowo Bebaskan Aktivis dan Hentikan Kekerasan Negara