Ilustrasi pengadilan. (Shutterstock)
Baca 10 detik
Fayan Siahaan yakin anaknya, Ucok Munandar, masih hidup. Ucok merupakan aktivis yang dihilangkan secara paksa oleh rezim Orde Baru pada 4 Mei 1997.
Hari ini, sejumlah perwakilan keluarga aktivis korban pelanggaran HAM kumpul di kantor Kontras, Jalan Kramat II, Jakarta Pusat, untuk menyampaikan pernyataan sikap atas surat Kejaksaan Agung yang berencana meniadakan proses hukum atas kasus-kasus pelanggaran HAM berat.
"Untuk kasus penghilangan paksa belum bisa dilakukan rekonsiliasi, karena belum ada proses pencarian yang dilakukan oleh kejaksaan. Karena ada kemungkinan anak kami itu masih ada, entah dimana pun keberadaannya saat ini," kata Fayan di kantor Kontras.
Fayan mengatakan seharusnya anaknya beserta belasan aktivis lainnya dicari dulu secara serius untuk memastikan masih ada atau tidak. Sekarang, kata dia, upaya pencarian saja belum dilakukan, lalu kejaksaan akan melakukan upaya rekonsiliasi. Itu yang dia protes.
"Kami merasakan bahwa ini pembohongan, kami akan tetap melakukan perjuangan, agar pencarian itu tetap dilaksanakan. Kami percaya, saksinya masih ada, itu, kan kejadian tahun 1998, Prabowo masih ada, dan sembilan orang alin yang diculik dan dikembalikan masih ada, yang tiga belas ini dimana," kata Fayan.
Fayan menambahkan aparat bisa menggali informasi melalui Desmond Junaidi Mahesa, mantan korban penculikan yang sekarang gabung di Partai Gerindra atau partai yang dipimpin Prabowo Subianto.
"Sangat menggelikan dan memuakkan kalau Jaksa Agung mengatakan seperti ini (ingin rekonsiliasi)," kata Fayan.
Hari ini, sejumlah perwakilan keluarga aktivis korban pelanggaran HAM kumpul di kantor Kontras, Jalan Kramat II, Jakarta Pusat, untuk menyampaikan pernyataan sikap atas surat Kejaksaan Agung yang berencana meniadakan proses hukum atas kasus-kasus pelanggaran HAM berat.
"Untuk kasus penghilangan paksa belum bisa dilakukan rekonsiliasi, karena belum ada proses pencarian yang dilakukan oleh kejaksaan. Karena ada kemungkinan anak kami itu masih ada, entah dimana pun keberadaannya saat ini," kata Fayan di kantor Kontras.
Fayan mengatakan seharusnya anaknya beserta belasan aktivis lainnya dicari dulu secara serius untuk memastikan masih ada atau tidak. Sekarang, kata dia, upaya pencarian saja belum dilakukan, lalu kejaksaan akan melakukan upaya rekonsiliasi. Itu yang dia protes.
"Kami merasakan bahwa ini pembohongan, kami akan tetap melakukan perjuangan, agar pencarian itu tetap dilaksanakan. Kami percaya, saksinya masih ada, itu, kan kejadian tahun 1998, Prabowo masih ada, dan sembilan orang alin yang diculik dan dikembalikan masih ada, yang tiga belas ini dimana," kata Fayan.
Fayan menambahkan aparat bisa menggali informasi melalui Desmond Junaidi Mahesa, mantan korban penculikan yang sekarang gabung di Partai Gerindra atau partai yang dipimpin Prabowo Subianto.
"Sangat menggelikan dan memuakkan kalau Jaksa Agung mengatakan seperti ini (ingin rekonsiliasi)," kata Fayan.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga