Salah satu aksi Kamisan di depan Istana Negara. [suara.com/Adrian Mahakam]
Awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo memberikan angin segar kepada keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia berat masa lalu. Presiden pernah berjanji menyelesaikan kasus tersebut dan siap membawa ke pengadilan.
Tapi, setelah hampir dua tahun Jokowi memimpin, belum ada tanda-tanda seperti yang mereka harapkan. Malahan, mereka dihadapkan pada kenyataan baru.
Tapi, setelah hampir dua tahun Jokowi memimpin, belum ada tanda-tanda seperti yang mereka harapkan. Malahan, mereka dihadapkan pada kenyataan baru.
"Rasa-rasanya kami keluarga korban sudah tidak dianggap lagi oleh negara ini. Kalau ada rapat di kejaksaan, ada perwakilan dari TNI, Polri, BIN, tapi dari keluarga korban tidak ada," kata Maria Katarina Sumarsih, ibu dari aktivis bernama Benardinus Realino Norma Irawan (Wawan) yang merupakan korban tragedi Semanggi 1, di gedung Kontras, Jalan Kramat II, Jakarta Pusat, Rabu (2/3/2016).
Menurut Sumarsih, Kejaksaan Agung semestinya bekerja lebih dulu sebelum menganggap kasus tersebut tidak memiliki barang bukti. Sumarsih menilai kejaksaan belum melakukan apa-apa untuk menemukan titik terang.
"Mestinya jaksa agung kerja dulu, jangan belum bekerja lalu bilang tidak ada barang bukti," kata Sumarsih.
Sumarsih mengatakan banyak saksi peristiwa 1998. Di antaranya, mantan Presiden BJ Habibie, mantan Panglima TNI Jenderal Wiranto. Itu sebabnya, kata dia, tidak ada alasan bagi Kejaksaan Agung untuk tidak bisa menyelesaikannya.
"Saat ini masih ada mantan Presiden Habibie dan panglima waktu itu, Wiranto, masih bisa dimintai keterangan. Kemudian mengenai perkara itu sulit sekali pembuktiannya, saya ingat keputusan Mahkamah Konstitusi tahun 2008, terjadi atau tidaknya pelanggaran HAM ditentukan oleh Komnas HAM," kata Sumarsih.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
-
Meski Perpres Sudah Terbit, Tapi Menkeu Purbaya Mau Review Ulang Soal Kenaikan Gaji ASN 2025
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
Terkini
-
Detik-detik Mikrofon Prabowo Mati di KTT PBB, Menlu Sugiono Tegaskan Pesan Palestina Tetap Menggema
-
Sudah Gandeng Ahli ITB, Pemprov DKI Yakin Bau Sampah RDF Rorotan Sudah Teratasi
-
Bukan Jenderal Biasa, Mengenal Komjen Chryshnanda yang Ditunjuk Pimpin Tim Transformasi Polri
-
Dipimpin Puan Maharani, DPR RI Bakal Sahkan APBN 2026 dan Prolegnas dalam Rapat Paripurna
-
Menteri PPPA Minta Pesantren Jadi Zona Aman dari Bullying, Ingatkan Bahaya Relasi Kuasa
-
Bentuk Pasukan Khusus di Dunia Maya, Cara BNPT Mencegah Radikalisme di Era Tanpa Batas
-
Anhar Gonggong Tertawa Geli Polisi Sita Buku Franz Magnis Suseno: Harusnya Baca Dulu Isinya!
-
Konflik Yalimo Pecah Gegara Ucapan Rasis, Kemensos Siapkan Sembako dan 100 Babi untuk Pesta Damai
-
Dugaan Perubahan Riwayat Pendidikan Gibran, Pengamat: Skandal Besar yang Bisa Guncang KPU!
-
Fakta Baru Suami di Cakung Bakar Istri Hidup-hidup: MA Ditangkap saat Nge-fly Narkoba di WC