Suara.com - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa pemerintah tidak menginginkan teroris pelaku bom Bali 2002 yang kini ditahan di penjara Guantanamo dikembalikan ke Indonesia. Hal itu disampaikan Luhut menjawab pertanyaan wartawan mengenai rencana Pemerintah AS yang akan memindahkan semua narapidana, termasuk di dalamnya Hambali dari penjara khusus tersebut.
"Kalau komunikasi (Dubes Amerika Serikat) mengenai Hambali ini jelas kami ingin supaya jangan tambah masalah di dalam negeri," kata Luhut di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (11/3/2016).
Pemerintah tidak mau menerima Hambali dikembalikan sebab saat ditangkap oleh aparat keamanan Amerika Serikat di Thailand yang bersangkutan menggunakan paspor berkewarganegaraan Spanyol. Selain itu, Pemerintah Amerika juga tidak ada rencana untuk mengembalikan Hambali kepada Indonesia.
"Kebetulan Amerika juga tidak ada keinginan untuk mengembalikan Hambali ke Indonesia. Alhamdulillah, biar tidak nambah masalah. Hambali akan dipindahkan dari Guantanamo ke penjara federal," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama mengatakan akan menutup penjara Guantanamo, di Kuba pada 23 Februari lalu.
Diketahui, penjara Guantanamo dikenal sebagai tempat penahanan kasus kejahatan luar biasa dan para ekstremis Islam yang disebut AS sebagai teroris. Penjara ini dinilai sangat menakutkan bagi narapidana, karena banyak terjadi penyiksaan terhadap para tahanan.
Penjara ini tercatat pernah menampung 700 tersangka teroris. Mereka kebanyakan ditangkap setelah serangan 11 September 2001 di Kota New York dan Washington. Saat ini ada sekitar 91 tahanan di Guantanamo, termasuk Hambali pelaku serangan Bom Bali pada Oktober 2002 yang menewaskan 202 orang.
Hambali ditahan dipenjara ini bersama dua warga Malaysia, Mohd Farik Amin alias Zubair (41) dan Muhammad Nazir Lep alias Lillie (39). Hambali ditangkap pada 2006 di Thailand oleh aparat gabungan AS bersama otoritas keamanan setempat.
Berita Terkait
-
Menko Kumham Imipas Yusril Bicara Soal Status Kewarganegaraan Hambali: Masih Belum Terang
-
20 Tahun Mendekam di Penjara Guantanamo, Teroris Hambali Dipastikan Tak Bisa Kembali ke Indonesia
-
Yusril Soal Pemulangan Hambali dari Penjara Guantanamo, Berpeluang Gagal Diadili di Kasus Bom Bali?
-
Profil Greg Hambali, Bapak Aglonema Indonesia Tutup Usia, Berhasil Ciptakan Tanaman Ratusan Juta
-
Hambali, Otak Bom Bali 2002 Pekan Ini Disidang di Kamp Guantanamo
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!