Suara.com - Staf Khusus Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-Pera) Republik Indonesia, Firdaus Ali, mengatakan agar warga di Jakarta menghentikan pengambilan air tanah. Hal itu menurutnya harus dilakukan guna menghindari penurunan tanah.
"Untuk menghindari Jakarta tenggelam, maka hentikan pengambilan air tanah. Karena kalau tanah sudah turun, maka tidak dapat diapa-apakan lagi," kata Firdaus di Jakarta, Kamis (17/3/2016), saat diskusi di gedung Onderlinge Levensverzekering Van Eigen Hulp (OLVEH).
Lebih jauh, Firdaus menyampaikan perkiraan bahwa Jakarta akan tenggelam pada 2050, di mana salah satu penyebabnya adalah pengambilan air tanah oleh warga.
"Maka salah satu yang disiapkan adalah pembangunan tanggul tipe A dan tipe B," kata Firdaus.
Hal lain yang juga disiapkan untuk mengantisipasi itu, menurut Firdaus, adalah dilakukannya reklamasi guna menyelamatkan daratan yang saat ini. "Karena daratan mulai tidak mampu menampung warga Jakarta (yang berjumlah) sekitar 12,5 juta jiwa," katanya.
"Hal ini lebih baik daripada membiarkan Teluk Jakarta menjadi tambah tercemar. Lebih berbahaya. Memang ada masalah sedimentasi dan mangrove. Itu kita selesaikan dong," kata Firdaus lagi.
Sebagai negara berkembang dengan penduduk keempat terbanyak di dunia serta kepulauan terbesar, Indonesia menurut Firdaus, memiliki banyak risiko terkait kebutuhan tanah. Di antaranya yaitu penurunan tanah (land subsidence) serta kenaikan permukaan air laut.
Diskusi berjudul "Penurunan Tanah dan Kenaikan Air Laut" ini sendiri digelar oleh Independent Research and Advisory Indonesia (IRAI), Jakarta Old Town Revitalization Corporation (JOTRC), serta Jakarta Endoment for Arts and Heritage (Jeforah). Diskusi ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap isu penurunan tanah dan kenaikan air laut, di mana salah satunya mengancam keberadaan Gedung OLVEH rancangan firma arsitek CP Wolff Schoemarker, yang terletak di seberang pintu selatan Stasiun Kota. [Antara]
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Benarkah 'Era Jokowi' Sudah Usai? 5 Fakta Reshuffle Prabowo, Diawali Depak Sri Mulyani
-
Kompolnas: Etik Tak Cukup, Kasus Kematian Ojol Affan Kurniawan Harus Diproses Pidana
-
21 Tahun Kasus Munir: Komnas HAM Periksa 18 Saksi, Kapan Dalang Utama Terungkap?
-
CEK FAKTA: Klaim Prabowo Pindahkan 150 Ribu TKI dari Malaysia ke Jepang
-
Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
-
Deadline 2026! Pemerintah Kejar Target Kemiskinan Ekstrem: Daerah Wajib Lakukan Ini...
-
Baru Dilantik Prabowo, Kekayaan Menteri P2MI Mukhtarudin Capai Rp 17,9 Miliar
-
Pesan Terbuka Ferry Irwandi ke Jenderal: Tidak Lari, Tidak Takut, Tidak Diam
-
CEK FAKTA: Video Jurnalis Australia Ditembak Polisi Indonesia
-
Dito Ariotedjo Dicopot dari Menpora, Bahlil Langsung Setor Nama Pengganti, Puteri Komarudin?