Kabar duka sedang menyelimuti keluarga besar Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Pasalnya, dua petugas pajak yakni Parado Toga Fransriano Siahaan dan Sozanolo Lase tewas lantaran tengah menjalankan tugasnya.
Direktur Jenderal Pajak, Ken Dwijuastiadi mengungkapkan, tewasnya kedua pegawai pajak tersebut lantaran ditikam oleh Wajib Pajak yang enggan membayar pajak yakni Agusman Lahagus Als Ama Tety di desa Hilihao KM 5 Sunungsitoli Selasa (12/4/2016) sore.
“Jadi saat itu mereka mendatangi kantor pelaku untuk menagih tunggakkan pajak sebesar Rp14 miliar. Nah terus, mereka menanyakan kapan pelaku mau membayar, disitulah mulai terjadi cekcok dan kemudian dua pegawai kami ditikam,” kata Ken saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/4/2016).
Ia pun mengakui bahwa, instansinya telah teledor mengabaikan keselamatan. Pasalnya, saat kedua pegawainya tersebut menyambangi kantor pelaku, tidak dikawal oleh aparat keamanan. Pasalnya, DJP Sibolga menganggap lokasi yang akan disambangi stafnya tersebut bukan merupakan lokasi yang rawan.
Sehingga, DJP Sibolga memutuskan untuk tidak menyertakan pengawalan saat petugas jurusita menagih tunggakkan pajak kepada pelaku. "Rekan-rekan DJP Sibolga menganggap daerah tersebut (Nias) tidak rawan. Salah seorang petugas juru sita itu orang sana yang sepertinya yakin daerahnya tidak rawan," katanya.
Dengan adanya kejadian ini, Ken mengingatkan kepada seluruh instansi DJP untuk meminta kepada petugas kepolisian untuk mendampingi para petuga pajak saat menjalakan tugasnya. Agar kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali.
“Hal ini pun sudah diminta ke Kapolri untuk memastikan polisi mendampingi petugas pajak saat bertugas. Kemarin kita kecolongan. Kita anggap daerah itu aman ternyata tidak. Kita pastikan setiap petugas pajak akan didampingi polisi dalam setiap tugasnya, khususnya juru sita pajak, mereka pasti akan dikawal oleh pihak kepolisian," ungkap Ken.
Berita Terkait
-
Bareskrim Polri Bongkar Tambang Pasir Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi Bernilai Rp 48 Miliar
-
Sosok Erni Yuniati: Dosen Muda di Jambi Tewas Mengenaskan, Pelakunya Oknum Polisi Muda Baru Lulus
-
Liciknya Bripda Waldi: Nyamar Pakai Wig Usai Habisi Dosen Perempuan Jambi, 5 Fakta Bikin Merinding
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Langkah Polri di Era Prabowo-Gibran: Mengawal Asta Cita, Menjaga Stabilitas Nasional
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru