Suara.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah berencana bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pertemuan ini diagendakan Fahri untuk bercerita mengenai masa lalu SBY saat menjadi Presiden Keenam.
Pada masa itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai pendukung pemerintah. Namun, secara pribadi Fahri memposisikan diri sebagai pengkritik pemerintah.
"Makanya Anda tahu kan, 10 tahun Pak SBY memimpin, saya adalah tukang kritik beliau, Alhamdulillah nggak ada masalah," tutur Fahri di DPR, Selasa (19/4/2016).
"Pak SBY tahu kita anggota DPR, mulut kita ini, digaransi oleh rakyat. Tidak boleh dibungkam, tidak boleh dihentikan. Karena mulut kita diproteksi konstitusi dan demi kebaikan, eksekutif yang kita kritik. Kritik itu wajib, justru kalau anggota DPR tidak melakukan kritik, itu ada masalah," tambahnya.
Menurutnya, saat SBY menjadi presiden prestasinya juga cenderung merangkak naik. Salah satu prestasinya adalah realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mencapai angka Rp2.000 triliun.
Fahri menganggap, prestasi menanjak seperti ini karena pemerintah SBY menerima kritik dan digunakan untuk pembelajaran. "Prestasinya merangkak naik pada zaman beliau. Itu salah satunya karena kita kritik. Berkali-kali (dia katakan) 'teruskan dinda, teruskan dinda'," kata Fahri.
Lalu apakah dengan pertemuan ini Fahri akan loncat ke Partai Demokrat? Dia menjawab tegas hal itu tidak akan terjadi.
"Nggak, bukan. Saya pendiri PKS, saya tetap ingin di PKS. Saya justru menggugat itu supaya bisa balik ke PKS. Nggak-lah, nggak mungkin itu (kalau diajak ke Demokrat)," tuturnya.
Keinginan Fahri bertemu SBY ini disampaikan kepada Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan. Keduanya pun saling bertukar nomor telepon dan mengagendakan pertemuannya dengan SBY.
"Saya ini kan tetangga Pak SBY. Saya mau ketemu beliau bersama Pak Syarief. Mohon waktu. Saya mau cerita. Sudah lama janjian (mau ketemu SBY) tapi belum sempat saja. Mumpung ada Pak Syarief, siapa tau bisa ngobrol-ngobrol," kata Fahri.
Syarief Hasan pun bercerita, orang seperti Fahri memiliki banyak teman sehingga di manapun akan dibantu. Sambil berkelakar, Syarief menyebut Fahri disebutnya sebagai kader yang mahal.
"Kalau kader seperti ini harganya mahal," kata Syarief sambil tertawa.
"Biaya transfernya mahal? Ronaldo atau Messi nih?" timpal Fahri.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Soeharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
Terkini
-
Sertijab ke KSP Baru M Qodari, AM Putranto Banjir Air Mata: Saya Tentara tapi Bisa Nangis juga
-
Diminta DPR Tambah Bansos Sembako, Menkeu Purbaya Langsung Sanggupi: APBN Cukup!
-
Terdakwa Tabrak Lari Dituntut Ringan, Anak Korban Ngamuk: Saya Bakal Kirim Surat ke Presiden Prabowo
-
Copot Kepala Sekolah Karena Disiplinkan Anaknya, Kemendagri Periksa Wali Kota Prabumulih
-
Pengumuman PPPK Paruh Waktu Kementerian Agama 2025, Ini Syarat dan Aturannya!
-
Terungkap! Utang BLBI Jadi Biang Kerok, Ini Perkara yang Bikin Tutut Soeharto Gugat Menkeu Purbaya
-
Selesai! Tutut Soeharto Cabut Gugatan, Menkeu Purbaya Ungkap Pesan Akrab: Beliau Kirim Salam
-
Kejagung Tunggu Red Notice Interpol untuk Jurist Tan, Buron Kasus Korupsi Kemendikbudristek
-
Selain Memburu Riza Chalid, Kejagung Telusuri Aset Saudagar Minyak untuk Kembalikan Kerugian Negara
-
Skandal Korupsi EDC Rp700 Miliar Seret Petinggi Bank: Apa Peran Indra Utoyo, Eks Bos Allo Bank?