Suara.com - Kasus dugaan suap pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015-2035 dan Raperda tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta terus menggelinding.
Belakangan terungkap adanya pertemuan pimpinan DPRD DKI Jakarta dengan bos properti, PT. Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan. Aguan sekarang dijadikan KPK sebagai saksi dalam kasus tersangka mantan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra M. Sanusi atas dugaan suap pembahasan raperda reklamasi dan zonasi.
Namun, apakah pertemuan tersebut terkait langsung dengan kasus suap dalam pembahasan raperda, sampai sekarang belum diketahui secara pasti.
Terkait dengan adanya pertemuan, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku selama ini tidak mengetahui adanya pertemuan antara pimpinan DPRD DKI Jakarta dan Aguan.
"Mereka (DPRD DKI) mana berani kasih tahu aku sih. Sekarang kita bicara jujur saja, mana berani sih DPRD kasak-kusuk kasih tahu aku (ketemu pengusaha). Nyari anggaran saja sudah berantem," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Ahok menegaskan perseteruannya dengan pimpinan DPRD DKI Jakarta selama ini bukan rekayasa, terutama menyangkut pembahasan masalah APBD tahun 2014.
"Kalian pikir aku sama DPRD lagi main sinetron. Ini berantem beneran ini. Dia kirim (draft APBD 2016) ke mendagri, menyatakan APBD saya palsu, yang punya mereka asli. Terus punya mereka semua diparafin perlembar. Dan yang punya mereka ada UPS, ada scanner, yang jelas-jelas korupsi," kata Ahok.
Pernyataan Ahok terkait dengan pernyataan salah satu kuasa hukum tersangka M. Sanusi, Irsan Gusfrianto, di gedung KPK, Senin (18/4/2016) lalu. Ketika itu, Irsan mengatakan Sanusi turut serta dalam pertemuan antara sejumlah pimpinan DPRD dengan Aguan di salah satu tempat.
Irsan mengatakan kliennya ikut pertemuan karea diajak kakaknya yang menjabat Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik.
Selain dihadiri Sanusi dan Taufik, pertemuan tertutup tersebut juga dihadiri Ketua DPRD DKI dari Fraksi PDI Perjuangan Prasetio Edi Marsudi, anggota Badan Legislasi Mohamad Sangaji (Ongen), dan Ketua Panitia Khusus Reklamasi Selamat Nurdin.
"Sanusi ya ketemu sama saya makan bareng, mana berani ngomong gw dapat uang dari bos ini bos ini," kata Ahok.
Kasus ini berawal dari operasi tangkap tangan KPK terhadap Sanusi pada Kamis (31/3/3016) malam. Ketika itu, dia masih menjabat Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra. Dia diduga menerima suap senilai Rp2 miliar dari Personal Assistant PT. Agung Podomoro Land (Tbk) Trinanda Prihantoro. Uang tersebut diduga titipan dari Presiden Direktur PT. Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja.
Sehari setelah itu, Jumat (1/4/2016), Ariesman Widjaja menyerahkan diri ke KPK.
Ketiga orang ini telah ditetapkan menjadi tersangka dan KPK terus mendalaminya.
Kasus dugaan penyuapan ini disinyalir untuk mempengaruhi proses pembahasan raperda tentang reklamasi. Ada tiga kewenangan pengembang yang diatur dalam rancangan. Yakni, keharusan menyerahkan fasilitas umum dan sosial, seperti jalan dan ruang terbuka hijau, kontribusi lima persen lahan, serta kontribusi tambahan sebesar 15 persen untuk menanggulangi dampak reklamasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta
-
Masih Nunggak, Kejagung Sita Aset Musim Mas dan Permata Hijau Group
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan