Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah menyiapkan diri kalau seandainya gagal ikut pilkada tahun 2017 melalui jalur non partai politik. Hal ini menyusul KPU yang berencana mengeluarkan ketentuan baru untuk calon gubernur melalui jalur perseorangan dengan mensyaratkan dukungan KTP harus dengan menyertakan materai.
"Peluang nggak bisa ikut, makanya saya udah siapkan hati saya kerja sebaik mungkin sampai Oktober 2017, saya udah siapkan sistem," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Ahok berhitung kalau nanti relawan Teman Ahok berhasil mendapatkan satu juta fotokopi KTP warga Jakarta, maka uang yang diperlukan untuk membeli enam juta materai adalah Rp6 miliar.
"Duit dari mana kita," kata Ahok.
Sistem yang tengah dibangun Ahok untuk penerusnya ialah sistem transparansi, baik dalam menyusun anggaran pendapatan belanja daerah maupun pelayanan Jakarta Smart City atau Qlue.
"Siapapun yang ganti saya kalau dia ubah silakan masyarakat menilai, dari transparan ditutupin, kebijakan gimana. Republik ini kalau nggak berani pembuktian terbalik harta pejabat, selamanya anda teriak nggak ada gunanya," kata Ahok.
Ahok menambahkan untuk menunjukkan pejabat negara jujur atau penipu dapat dilihat dari pembuktian harta terbaliknya.
Ahok juga berharap kepada aktivis antikorupsi mampu bersikap keras terhadap pejabat yang tak bisa membuktikan hartanya, apalagi tidak pernah menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara ke KPK.
"Kalau mau semua pejabat harus buktikan hartanya dari mana, pajak yang dia bayar sesuai nggak, biaya hidupnya sesuai nggak. Yang saya tanya aktivis anti korupsi semua pernah nggak ngomong gituan. Itu aja yang kita minta," kata dia.
Dihubungi secara terpisah, relawan Teman Ahok tidak keberatan usulan aturan baru bahwa surat pernyataan dukungan bagi calon independen harus dilengkapi materai.
"Untuk form bermaterai kami sudah mengetahuinya, KPU sudah putuskan bermaterai per kelurahan, Jadi kita nggak masalah," kata Wakil Ketua Teman Ahok, Muhammad Fathony, kepada Suara.com.
Fathony mengatakan relawan sudah mengetahui rencana aturan tersebut dari dulu.
"Kalau materai per kelurahan memang sudah ada di PKPU sekarang, yang ditandatangani pasangan cagub dan cawagub, form rekapnya," kata dia. (Dian Rosmala)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Rismon Bongkar Lagi Keganjilan Ijazah Jokowi, Foto Satu-satunya Berkacamata di Indonesia
-
Misteri Keracunan MBG di Garut: Ayam Woku atau Lalapan Mentah Biang Kerok? 194 Pelajar Terkapar
-
Hendrar Prihadi Dicopot dari LKPP, PDIP Terima Tak Ada Lagi Kader Partai di Pemerintahan Prabowo
-
Lahan Parkir Milik BUMD DKI Disegel karena Ilegal, Pramono Anung Kasih Dukungan: Memang Pantas
-
Paman di Jakarta Timur Tega Perkosa Keponakan Sendiri saat Ditinggal Orang Tua Berdagang
-
Menkeu Purbaya Diancam Diceraikan Istri Gegara Hampir Menyerah Belajar Ekonomi
-
Kepala LKPP Diisi Sarah Sadiqa, PDIP Pasrah usai Hendrar Prihadi Dicopot Prabowo, Mengapa?
-
Tuntutan TGPF 98 di PTUN: Desak Fadli Zon Cabut Pernyataan dan Minta Maaf ke Publik
-
Petaka Santap MBG, Ratusan Siswa 2 Daerah Muntah Massal, Ikan Cakalang dan Ayam Woku Jadi Biang?
-
Absennya PDIP di Kabinet Disebut Ada Strategi Prabowo di Baliknya, Lepas Bayang-bayang Jokowi?