Suara.com - Muslim Iran tidak akan bisa menjalani ibadah haji pada September tahun ini, setelah Iran dan Arab Saudi gagal menyepakati aturan penyelenggaraan salah satu ibadah wajib umat Muslim tersebut.
Kedua negara, yang sejak Januari lalu telah memutuskan hubungan diplomatik, kini menuding satu sama lain sebagai pihak yang menyebabkan kesepakatan itu tak tercapai.
Pejabat Kementerian Bimbingan Islam dan Budaya Iran, Ali Jannati, menuding Saudi menyabotase jemaah haji tahun ini.
"Aturan belum disusun dan kini sudah terlambat. Sabotase ini dilakukan oleh pihak Saudi," kata Janati.
Sementara di sisi lain, Kementerian Urusan Haji dan Umrah Saudi, mengatakan delegasi Iran menolak menandatangani sebuah perjanjian yang menjadi dasar pengaturan ibadah haji tahun ini.
"Iran adalah satu-satunya negara yang menolak menandatangani kesepakatan penyelenggaraan haji. Mereka mengajukan sejumlah permintaan yang tak bisa kami terima," kata Menteri Urusan Haji dan Umrah Saudi, Muhammad Saleh bin Tahir al-Bantani.
Riyadh, seperti dikutip situs berita Sabq, mengatakan Iran meminta agar penerbitan visa dilakukan di dalam negerinya, padahal kedua negara sudah tak bertukar misi diplomatik sejak Januari lalu.
Adapun Iran meminta agar visa bagi jemaahnya diterbitkan di Kedutaan Besar Swiss di Teheran, pihak yang telah ditunjuk Saudi untuk mewakili kepentingannya di Iran.
Iran juga meminta agar jemaahnya berangkat ke Saudi menggunakan maskapai penerbangan sendiri, sementara sejak hubungan diplomatik diputus pada awal tahun ini, pesawat-pesawat Iran sudah dilarang memasuki wilayah Saudi.
Hubungan diplomatik Teheran dan Riyadh putus setelah demonstran menyerang misi-misi diplomatik Saudi di Iran pada awal tahun ini, setelah pemerintah Kerajaan Saudi mengeksekusi mati ulama Syiah, Nimr Baqir al-Nimr.
Kedua negara itu juga sedang tak akur di kawasan Timur Tengah. Saudi yang dikuasai oleh monarki Sunni memandang Iran yang dipimpin oleh para ulama Syiah, sebagai rival utama dan menjadi biang ketidakstabilan kawasan karena terlibat dalam sejumlah konflik horizontal di Yaman, Suriah, juga Irak.
Berita Terkait
-
Eksplorasi 'Ladang Hijau' Irak Dibuka: Kesempatan Emas bagi Pertamina di Sektor Hulu Migas
-
Bruno Fernandes Akui Sakit Hati dengan Sikap Manchester United, Kasih Isyarat Bisa Saja Hengkang
-
Gaji Rp15 M Per Pekan Ditolak Mentah-mentah, Bruno Fernandes Pilih Setia di MU
-
FIFA Cuek Bebek Soal Pride Match, Iran dan Mesir Bakal Boikot Piala Dunia 2026?
-
Putra Mahkota Arab Saudi Siapkan Tawaran Fantastis Rp195 T Akuisisi Raksasa Eropa
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka