Kepala Rumah Tahanan Salemba, Satriyo Waluyo membenarkan soal adanya pemeriksaan petugas rutan di Polda Metro Jaya, Jumat (15/7/2016). Menurutnya ada sekitar 8 orang petugas yang diperiksa terkait kasus kaburnya Anwar alias Rijal, narapidana kasus pemerkosaan dan pembunuhan siswi MTs pada 12 Juli 2016 lalu.
"Ya mungkin 8 sampai 10 orang. Petugas kunjungan saja," kata Satriyo saat dihubungi wartawan
Saat disinggung soal dugaan unsur kelalaian dari petugas rutan, Satriyo mengaku menyerahkanya kepada pihak kepolisian untuk mendalaminya. "Itu biar Polda yang memproses," kata dia.
Namun, dia memastikan akan menjatuhkan sanksi kepada petugas rutan apabila ditemukan adanya unsur kelalaian.
"Iyah pasti. Semua kalau SOP (Standar Opersional Prosedur) nya jalan nggak bisa (dikenakan sanksi). Tapi kalau SOPnya nggak dijalankan yang pasti kena (sanksi)," kata dia.
Sebelumnya, Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Budi Hermanto mengatakan pemeriksaan yang dilakukan terharap petugas Rutan Salemba untuk guna menelisik soal prosedur pengamanan rutan terhadap jadwal besukan narapidana. Anwar sendiri kabur dari rutan saat adanya jadwal besukan di hari raya Lebaran pada 7 Juli 2016 lalu.
"Kami periksa SOPnya seperti apa, kondisi rutan saat itu dll," kata Budi di Polda Metro Jaya, Jumat (15/7/2016) dini hari.
Polisi menangkap Anwar di rumah keluarganya di kampung Barengkok, Desa Batok, Kecamatan Tenjo. Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (14/7/2016) kemarin.
Anwar kabur dari Rutan Salemba, Jakarta Pusat berkat bantuan dari istrinya, Ade Irma. Dalam rekaman CCTV, Anwar terlihat mengenakan busana muslim wanita warna hitam dan memakai kacamata sambil menggendong anak untuk mengelabui para petugas.
Ade sendiri telah ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap berperan membantu Anwar kabur dari Rutan Salemba. Dia dikenakan Pasal 223 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP dengan ancaman pidana 2 tahun 8 bulan penjara.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat