Ibu Neti, ibunda Irsyad (9 bulan) yang diduga menjadi korban vaksin palsu Rumah sakit Ha\rapan Bunda, Kramat Jati, Jakarta Timur. (Suara.com/Nikolaus Tolen)
Suara.com - Neti, ibu dari bayi Irsyad (9 bulan) mendatangi Rumah Sakit Harapan Bunda, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (15/7/2016) pagi. Maksud kedatangan Neti ke tempat anaknya Irsyad dilahirkan dan divaksin tersebut untuk mendesak pihak Rumah Sakit bertanggung jawab atas penderitaan anaknya yang kondisi tubuhnya semakin lemas usai divaksin di rumah sakit tersebut.
"Saya cuma pengen tahu aja ya, kenapa nggak, kalau anak saya ini kena vaksin palsu juga. Karena katanya vaksin palsu ini sudah ada sejak Tahun 2003. Saya minta Rumah sakit bertanggung jawab kalau anak saya kena vaksin palsu," kata Neti kepada Suara.com di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur.
Kata Neti, bayi laki-lakinya yang sudah berusia sembilan bulan tersebut lahir pada tanggal 27 September 2015 lalu. Saat lahir, kata dia putranya tersebut begitu sehat dan badannya besar. Buktinya, bobotnya saat itu mencapai 3,1 kilogram. Namun, saat usai divaksin di RS Harapan Bunda, putranya mulai menderita sakit, berupa mencret, batuk, dan juga pilek.
"Lahirnya gede, cuma sekarang menurun. Dulu dia lahirnya disini juga, divaksin disini juga, tidak pernah ke rumah sakit lain. Hanya setelah divaksin, dia mulai mencret, batuk, pilek juga," kata Neti.
Melihat anaknya mengalami gangguan kesehatan usai divaksin, dia bersama suaminya yang bekerja di salah satu bank di ibu kota tersebut langsung mengantarnya ke RS Harapan Bunda dan menemui dokter Muhidin. Namun, kata Neti, Muhidin selalu mengatakan bahwa itu hanyalah efek samping dan tidak berpengaruh bagi kesehatan Irsyad.
"Pas setelah vaksin terakhir, ada bengkak aja di pahanya, saya kasih tahu Dokter Muhidin, kata dokter sih itu biasa, nggak apa-apa, perkembangan anak kan beda-beda. Kata dokter Muhidin, cuma konpres- kopres saja nanti cepat sembuh kata dia,"kata Neti.
Kata Neti, Dokter Muhidin bahkan meminta dirinya agar memberikan banyak makanan dan susu formula kepada anaknya yang semakin lemas tersebut.
"Sudah lima kali ke rumah sakit dan dirawat. Kata dia kasih aja makanan yang banyak, susu formula, itu aja kata dia," kata Neti.
Namun, hingga kini, perkembangan kondisi anaknya belum juga berubah. Dia berharap, pihak Rumah Sakit bertanggung jawab atas penderitaan yang dialami oleh anak-anak mereka.
"Perkembangannya, kaya gini aja itu, belum bisa tengkurap, dan bergerak apa-apa. Sekrang beratnya 4,5 nggak naik naik,lahirnya 3,1 gede, cuma sekarang menurun," kata Neti.
Demi kesehatan dan perkembangan bayinya tersebut, setelah mendengar informasi adanya pemberian vaksin palsu oleh RS Harapan Bunda pada Kamis (14/7/2016) malam, pada pagi pukul 08.00 dia bersama dengan kedua orang tuanya langsung ke RS Harapan Bunda. Namun, sangat disayangkan, pihak RS Harapan Bunda belum jelas dalam memutuskan jalan keluarnya. Bahkan dokter Muhidin, yang mengurus anaknya saat ini tidak ada di Rumah Sakit dan pergi ke luar negeri.
"Saya tinggal di Lenteng Agung sama orang tua saya. Setelah dengar berita vaksin palsu di sini, langsung kesini saja, takut saya, katanya sejak Tahun 2003," kata Neti.
Tag
Komentar
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Nasib 2 Anak Pengedar Narkoba di Jakbar: Ditangkap Polisi, 'Dilepas' Gara-gara Jaksa Libur
-
Mendiktisaintek: Riset Kampus Harus Bermanfaat Bagi Masyarakat, Tak Boleh Berhenti di Laboratorium
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Di Balik OTT Bupati Bekasi: Terkuak Peran Sentral Sang Ayah, HM Kunang Palak Proyek Atas Nama Anak
-
Warga Bener Meriah di Aceh Alami Trauma Hujan Pascabanjir Bandang
-
Mutasi Polri: Jenderal Polwan Jadi Wakapolda, 34 Srikandi Lain Pimpin Direktorat dan Polres
-
Tinjau Lokasi Bencana Aceh, Ketum PBNU Gus Yahya Puji Kinerja Pemerintah
-
Risma Apresiasi Sopir Ambulans dan Relawan Bencana: Bekerja Tanpa Libur, Tanpa Pamrih