Suara.com - Istri siri Santoso di dalam persembunyian di tengah hutan belantara Poso Pesisir, Kabupaten Poso, yang ditangkap aparat di dalam hutan sekitar Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Sabtu (23/7/2016), masih diperiksa secara mendalam untuk kepentingan penyidikan.
Siaran pers Satgas Operasi Tinombala yang diterima Sabtu malam (23/7/2016) menyebutkan, istri kedua Santoso tersebut bernama Jumiatun alias Umi Delima yang juga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus terorisme jaringan Santoso.
Jumiatun juga memiliki nama lain yakni Ipa alias Latifah alias Bunga, alias Ade alias Askia, lahir di Bima pada 23 Oktober 1994 dengan alamat Desa Campa Mada, Kabupaten Bima, NTB.
Dia adalah putri kedua pasangan Gufran dan Salmah, memiliki kakak bernama Muslimin dan adik bernama Hasanah yang kini kuliah di Makassar, Sulsel.
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto menjelaskan penangkapan Jumiatun berawal dari penyisiran oleh pasukan Satgas Operasi Tinombala ke arah Sungai Tambarana sejak Jumat (22/7/2016) hingga Sabtu pagi (23/7/2016).
Pada Sabtu sekitar pukul 08.30 Wita, tim operasi menemukan seorang wanita yang diduga salah satu DPO kasus terorisme jaringan Santoso yang kemudian diketahui bernama Jumiatun, istri ke-2 Santoso selama dalam persembunyian di hutan.
"Tim langsung mengamankannya dan saat ini masih dalam proses pemeriksaan," ujarnya.
Hari Suprapto tidak merinci apakah ada perlawanan dari Jumiatun dan menguasai senjata saat ditemukan anggota Satgas Operasi Tinombala serta bagaimana kondisi fisiknya saat ini.
Yang jelas, Jumiatun adalah salah satu DPO yang selama ini mendampingi Santoso selama di dalam hutan belantara Poso bersama DPO lainnya.
Dari foto-foto yang didapat Satgas Tinombala, Jumiatun juga ikut dalam pelatihan-pelatihan di tempat persembunyian mereka dan membawa senjata laras panjang. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara