Suara.com - Capres Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, kian gencar menyerang rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton. Tak tanggung-tanggung, kali ini Trump menyebut Clinton sebagai "iblis" dalam sebuah kampanye di Pennsylvania.
Sebutan itu dilontarkan Trump kala ia mengkritik Bernie Sanders, saingan Clinton dalam konvensi Partai Demokrat, yang akhirnya memberikan dukungannya bagi Clinton.
"Ia (Sanders) membuat perjanjian dengan iblis. Ia (Clinton) adalah iblisnya," kata Trump.
Komentar bernada negatif itu dibuat Trump di tengah hangatnya kontroversi soal pernyataan pedas Trump terkait orangtua seorang tentara Muslim Amerika yang terbunuh di Irak. Trump menyindir ibunda dari almarhum Kapten Humayun Khan, yang berdiri di samping suaminya dalam Konvensi Partai Demokrat, namun tak berbicara sama sekali. Trump bilang, sang ibu tak diperbolehkan bicara oleh suaminya.
Sontak, pernyataan Trump menuai kritik, baik dari kalangan politisi Demokrat, maupun Republik.
Ini bukan pertama kalinya Trump menyebut Clinton sebagai iblis. Sebelumnya ia pernah menyebut Sanders bersekutu dengan iblis. Namun, baru kali ini Trump terang-terangan menyebut bahwa iblis tersebut adalah Clinton.
Hubungan Trump dan Clinton yang kian memanas ini bertolak belakang dengan hubungan mereka di masa lalu. Clinton diberi tempat duduk terdepan dalam acara pernikahan Trump dan Melania Knauss pada tahun 2005. Bahkan, Trump menjadi salah satu pemberi sumbangan bagi Clinton dalam kampanye Senat dan kampanye pencalonan presidennya tahun 2008 silam.
Trump, dalam sebuah wawancara di tahun 2012, pernah mengatakan bahwa Bill Clinton, suami Hillary Clinton, adalah orang yang benar-benar baik. Sebaliknya, di tahun yang sama, Bill Clinton pernah menyebut Trump sebagai orang yang ia sukai.
"Saya suka padanya. Dan saya suka bermain golf dengannya," kata Bill.
Putri Clinton, Chelsea, juga sampai saat ini berteman baik dengan putri Trump, Ivanka. Namun, dalam sebuah kampanye pekan lalu, Trump mengatakan, ia berhadap putrinya dan putri Clinton tidak pernah berteman. (Independent)
Berita Terkait
-
Buntut Dokumenter Kontroversial, Trump Tuntut BBC Ganti Rugi Miliaran Dolar
-
Film Terbaru Tom Cruise Dikabarkan Batal Produksi, Ini Alasannya
-
Donald Trump Dituding Dalang Kesepakatan Terburuk Piala Dunia 2026, Kota-Kota AS Terancam Bangkrut
-
Isu Kesepakatan AS-Indonesia Batal Imbas Langgar Janji, Kemenko Perekonomian Klarifikasi
-
Donald Trump Mau 'Cawe-cawe' The Fed: Jangan Mematikan Pertumbuhan!
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU