Suara.com - Keluarga besar mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar di Kota Pariaman, Sumatera Barat, menyayangkan pemberhentian oleh Presiden Joko Widodo terkait status kewarganegaraan.
Mulyeti (43), sepupu Arcandra Tahar, di Pariaman, Selasa, mengatakan pemberhentian yang dilakukan Presiden tersebut telah menimbulkan tanda tanya besar dari pihak keluarganya.
"Kami dari pihak keluarga sangat terkejut mendengar kabar pemberhentian tersebut, tentu saja berita itu membuat keluarga besar kami merasa sedih dan kenapa tidak ada jalan keluar sehingga harus seperti sekarang ini," sebutnya.
Ia mengatakan jika presiden mempermasalahkan status kewarganegaraan kerabatnya, apakah pada saat sebelum dipilih menjadi Menteri ESDM tidak ada perhatian khusus persoalan tersebut.
"Secara pribadi saya menilai seharusnya pemerintah atau yang bertanggung jawab memperhatikan secara seksama terkait dugaan status kewarganegaraan Amerika Serikat Arcandra sebelum dia dilantik," jelasnya.
Pihak keluarga juga mengaku selama ini memang tidak mengetahui persis terkait persoalan tersebut. Karena mantan menteri yang baru dilantik menggantikan posisi Sudirman Said tersebut terbilang jarang pulang ke tanah Minangkabau.
Menurutnya dari pada Arcandra Tahar diberhentikan dari kursi kementerian, pihak keluarga menilai lebih baik mengundurkan diri secara hormat.
"Rasanya lebih baik dia mengundurkan diri, karena itu lebih terhormat dari pada diberhentikan yang baru menjabat 20 hari," jelasnya.
Mulyeti juga menyebutkan berdasarkan informasi yang diperoleh pihak keluarga setelah dilantik beberapa waktu lalu, Arcandra Tahar mengaku tidak terlalu berharap menduduki posisi menteri.
Sementara itu salah seorang tokoh masyarakat Pariaman, Nasrun Jon, mengatakan pemberhentian Arcandra Tahar menimbulkan pertanyaan besar bagi masyarakat khususnya Sumatera Barat mengingat putra berdarah Minangkabau tersebut baru saja dilantik dan memiliki rekam jejak yang baik.
"Sebagai masyarakat Pariaman saya merasa kecewa dan ini merupakan penyesalan terbesar kami kepada presiden. Setelah dia berkarir di Amerika Serikat lalu dipanggil menjadi menteri kemudian diberhentikan dalam waktu yang sangat terbilang singkat," jelasnya.
Ia menilai terdapat kekeliruan dari pemerintah pusat dalam hal tersebut. Jika pemerintah memahami, sebut dia persoalan status kewarganegaraan seharusnya dikaji sebelum putra asli Minangkabau tersebut dilantik serta disumpah di Istana Negara.
"Yang kami ketahui dari pihak keluarga, dia tidak pernah meminta jabatan, lalu kenapa dipermalukan seperti itu," ujarnya.
Nasrun Jon juga berharap kedepan tidak akan ada lagi kasus serupa terjadi di Indonesia karena dinilai memalukan bangsa dan negara. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global